Partai Gerindra menilai keputusan Moeldoko mundur dari Hanura karena prospek partai pimpinan Oesman Sapta Odang (OSO) itu yang buruk. Ini menyusul hasil sejumlah lembaga survei yang memprediksi Hanura tak akan lolos ke DPR di 2019 karena tak bisa memenuhi ambang batas parlemen (parliamentary threshold).
"Di berbagai survei yang ada, Partai ini (Hanura) tidak lolos parliamentary threshold. Mungkin Pak Moeldoko tidak mau ikutan kalah," ungkap Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade, Selasa (3/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak Moeldoko memang sejak awal tidak begitu tertarik politik," ucap Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah Zubir.
Di Hanura, Moeldoko menjabat sebagai wakil ketua dewan pembina. Mantan Panglima TNI itu mengaku sudah membicarakan soal rencana mundurnya tersebut dengan Ketua Dewan Pembina Hanura Wiranto.
Pernyataan Andre Roasiade senada dengan Founder LSI Denny JA. Dia menilai, keberadaan Moeldoko di Hanura tak menambah status politiknya. Status politik jenderal purnawirawan TNI itu justru bisa semakin mengecil karena posisi Hanura, apalagi saat ini ada problem di internal partai tersebut.
"Hanura dari segi elektabilitas menurun signifikan, dari partai yang tadinya lolos di parlemen 2014 dia terancam tak lolos di parlemen karena perolehannya selalu di bawah 4 persen. Bahkan survei LSI terakhir dia menjadi partai nol koma," sebut Denny.
Bukan hanya dari LSI Denny JA saja yang memprediksi Hanura tak bisa lolos masuk DPR di 2019. Dua bulan terakhir, elektabilitas Hanura terus menurun hingga tak lebih dari 1%. Untuk bisa melenggang masuk ke Senayan, parpol harus memperoleh minimal 4% suara sah hasil Pemilu 2019.
Baca juga: Menerka Manuver Moeldoko Mundur dari Hanura |
Berikut hasil survei elektabilitas sejumlah lembaga untuk Hanura:
Cyrus Network
Waktu Survei: 27-3 April 2018
Responden: 1.239
Metode: wawancara tatap muka
Margin of error: 3% dengan tingkat kepercayaan 95%
Elektabilitas Hanura: 1,0%
Roda Tiga Konsultan
Waktu Survei: April 2018
Responden: 1.610
Margin of error: 2,5% dengan tingkat kepercayaan 95%
Elektabilitas Hanura: 0,6%
Charta Politika
Waktu Survei: 13-19 April 2018
Responden: 2.000
Metode: multistage random sampling
Margin of error: 2,19% dengan tingkat kepercayaan 95%
Elektabilitas Hanura: 0,6% (elz/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini