"Ya kan biasa ya. Mungkin Pak Prabowo berpikir ini kan daerah aslinya para pahlawan, mungkin beliau ingin mendekatkan, mengembalikan para pahlawan itu ke tanah luhurnya itu," ujar anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade kepada wartawan, Senin (2/7/2018).
"Sama kayak Tan Malaka. Tan Malaka kan mau dipindahkan juga, lagi diproses pemindahan," imbuh Andre.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saksikan juga video 'Prabowo: Semoga Rakyat Dapat Pemimpin yang Dikehendaki':
![]() |
Andre mengatakan makam Tan Malaka, yang disebut berada di Kabupaten Kediri, sempat ingin dipindahkan ke Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Apa yang diinginkan Prabowo, disebut Andre, tak jauh berbeda dengan pemerintah.
Andre mengatakan Prabowo hanya ingin menghargai para pahlawan. Andre juga menyebut Prabowo sangat menghormati pahlawan bangsa.
"Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota itu juga mau dipindahin oleh pemerintah daerah di Sumbar untuk dibikinkan yang bagus dalam rangka menghargai. Pernyataan Pak Prabowo itu dalam bentuk penghargaan beliau kepada para pahlawan itu. Bentuk penghargaan, Pak Prabowo menghargai pahlawan itu, beliau menghormati para pahlawan itu agar bisa ditempatkan di tempat terbaik di tanah leluhurnya," ucap Andre.
Dalam acara halalbihalal yang digelar di aula Ir Soekarno di UBK, Jalan Kimia, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/6), Prabowo mengatakan, sejak masih muda, dia gelisah atas perlakuan ataupun sisa-sisa perlakuan penjajah kepada rakyat Indonesia. Di suatu kolam renang yang ada di Manggarai pada 1978, Prabowo menemukan adanya pahatan larangan kepada penduduk lokal untuk memasuki gedung itu.
Karena kegelisahannya itu, Prabowo ingin membuat perubahan. Dia pun mengungkap angan-angannya memindahkan makan Diponegoro ke daerah asal mereka.
"Saya ingin mengusulkan kepada Pak Amien Rais dan tokoh-tokoh bahwa kita harus berjuang, antara lain saya ingin sebetulnya mengembalikan, makamnya Pangeran Diponegoro ke rumahnya di Yogya. Kita tahu arwahnya nggak di situ lagi, ini hanya simbol bahwa bangsa asing pernah menangkap, menjajah, perang lawan kita, pemimpin kita dibuang dan matinya pun dia nggak boleh ke rumah. Ke keluarganya," kata Prabowo.
Untuk diketahui, Pangeran Diponegoro atau yang bernama lengkap Bendara Pangeran Harya Dipanegara merupakan salah seorang pahlawan nasional yang memimpin perang melawan Belanda. Perang yang berlangsung pada 1825-1830 itu kemudian dikenal dengan nama 'Perang Diponegoro'. Karena siasat Belanda yang licik, Diponegoro diperdaya dan ditawan. Dia kemudian diasingkan ke Manado dan kemudian meninggal di Makassar pada 1855.