Perjuangan Orang Tua Terbang dari Papua agar Anak Paham Agama

Perjuangan Orang Tua Terbang dari Papua agar Anak Paham Agama

Rizki Ati Hulwa - detikNews
Sabtu, 30 Jun 2018 12:42 WIB
Foto: Daarul Qu'ran
Jakarta - Banyak cara dilakukan untuk memberikan pendidikan agama terbaik bagi buah hati. Salah satunya dengan memasukkan anak ke pondok pesantren. Hal inilah yang dilakukan pasangan suami-istri Syaifullah dan Linda, yang mengantarkan anak keduanya Muhammad Ariel Fadhilah Putra masuk ke Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Qur'an, Tangerang.

Butuh perjuangan karena mereka datang langsung dari Papua. Kendati demikian, Linda mengaku senang dengan pilihan anaknya masuk pondok pesantren.

"Pasti ada rasa berat melepas anak ke tempat yang jauh. Namun saya senang saat ia memilih pesantren sebagai tempat pendidikan selanjutnya. Saya juga memiliki keyakinan pesantren akan mendidik anak saya tumbuh menjadi insan yang cerdas, beriman, dan bertakwa" ujar Linda dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/6/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasan lain Linda memilih pesantren sebagai tempat pendidikan anaknya adalah kekhawatirannya pada dunia pergaulan saat ini yang rentan akan pengaruh buruk narkoba, minuman keras, atau perilaku kekerasan, seperti tawuran.



Kecemasan akan pergaulan modern itu jugalah yang membuat pasangan Fanny Indrawan dan Puput Puji Lestari, yang berasal dari Lampung, memasukkan putranya Muhammad Raffy Abipraya Indrawan ke Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Qur'an.

Menurut mereka, selain akan mengenalkan anak-anak pada ajaran Islam sejak dini, dunia pesantren akan membuat karakter positif pada anak.

Menurutnya sang ibu, memilih pesantren sebagai tempat pendidikan pasti membutuhkan kesiapan mental bagi calon santri dan orang tua.

Berpisah dengan jarak dan waktu yang lama pastinya membutuhkan persiapan tersendiri. Hal ini disadari oleh Puput. Karena itu, ia memiliki resep yang selalu dipesankan kepada Raffy.

"Sejak jauh hari, saya berpesan kepada Raffy, bila ia tidak betah dalam satu hari, coba dua hari. Jika tidak betah dalam satu pekan, coba dua pekan. Jika tidak betah dalam satu tahun, coba dalam dua tahun," ujar Puput.



Dorongan untuk mengenyam pendidikan di pesantren tidak selalu berasal dari orang tua. Ibrahim Varkan Syahravi (12), putra pertama pasangan Bambang Samekto dan Evi Yudanita Pilarang Tunggal asal Sragen, memutuskan pesantren sebagai pendidikan selanjutnya.

Selain untuk belajar agama dan menghafal Alquran, ia mengatakan di pesantren akan memiliki banyak teman.

"Aku percaya pesantren bisa membuatku lebih mandiri. Selain itu, bisa membuat aku lebih sabar dan belajar tentang akhlak yang baik. Aku juga ingin menghafal Alquran," ucapnya.

Melihat antusiasme ini, Ketua Daarul Qur'an Ustaz Ahmad Jamil mengatakan sangat bersyukur dengan semakin banyaknya orang tua yang mempercayakan pondok pesantren sebagai tempat pendidikan selanjutnya bagi putra dan putrinya.

"Alhamdulillah, ini harus kita syukuri bersama. Semoga ini menjadi pertanda baik bahwa Allah berkehendak kebaikan untuk generasi saat ini dan mendatang sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan Imam Bukhari, 'Barangsiapa yang dikehendaki Allah (mendapat) kebaikan, maka akan dipahamkan ia dalam (masalah) agama," jelasnya. (mul/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads