"Itu menunjukkan masih ada insiden-insiden yang membuat masyarakat itu tidak punya kebebasan untuk memilih," kata Fadli di DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (29/6/2018).
Fadli juga mengatakan isu penodongan itu menjadi bukti masih ada oknum-oknum yang menggunakan ancaman dalam mempengaruhi suara pemilih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fadli mengatakan peristiwa-peristiwa seperti itu harus dihentikan. Ia pun menekankan betapa pentingnya aparat yang betul-betul netral di lapangan.
"Kita perlu aparat yang betul-betul netral, terutama yang ada di lapangan itu, polisi harus netral. Tidak boleh berpihak pada salah satu kandidat. Juga aparat-aparat lainnya," ujar Fadli.
Wakil Ketua DPR itu menyarankan agar peristiwa tersebut untuk dilaporkan ke kepolisian. Agar peristiwa-peristiwa yang tidak terpuji seperti yang terjadi di Jateng itu tidak terulang.
"Kalau misalnya ada bukti, ada saksi dan saya kira memang peristiwanya itu sangat mengganggu, saya kira harus dilaporkan sebagai bagian dari pembelajaran. Agar tidak terulang lagi," katanya.
Sebelumnya, pada Kamis (28/6) di Hotel Gracia Semarang, Sudirman Said menceritakan peristiwa yang menimpa timnya itu. Dia menuturkan, pada Kamis (21/6) malam, tim Sudirman-Ida membawa dana konsumsi saksi untuk Pilgub Jateng.
"Pilkada ini nyaris memakan korban jiwa. Tim kami hampir saja direnggut nyawanya dalam proses pemenangan ini. Saya akan buka seperempat ceritanya, selebihnya nanti pada waktunya," ujar dia. (mae/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini