JK Bahas Rumitnya Pemilu hingga Radikalisme di Depan Jurnalis Asing

JK Bahas Rumitnya Pemilu hingga Radikalisme di Depan Jurnalis Asing

Rina Atriana - detikNews
Kamis, 28 Jun 2018 13:57 WIB
Wapres JK saat menjadi pembicara dalam acara Jakarta Foreign Correspondents Club (Foto: Rina Atriana/detikcom)
Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK) menyinggung soal pemilu hingga radikalisme di depan puluhan wartawan asing. JK membahas rumitnya pemilu 2019 hingga asal muasal radikalisme.

Hal tersebut disampaikan JK saat menjadi pembicara dalam acara Jakarta Foreign Correspondents Club (JFCC) Members di Ayana Midplaza Hotel, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (28/6/2018).


"Kita harus memilih di 5 pemilihan tahun depan. Akan menjadi sangat rumit," kata JK yang pidatonya disampaikan dalam bahasa Inggris.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

JK menjelaskan, dalam pemilu tahun depan pemilih Indonesia harus memilih presiden, DPR pusat, DPRD Tingkat I dan II, dan juga DPD.

"Kalau Anda mengikuti quick count pilkada kemarin, hasilnya sangat beragam. Hal itu bisa mempengaruhi pemilu tahun depan," tutur JK.

JK kemudian menyinggung soal radikalisme di Indonesia. Menurutnya kebanyakan gerakan radikalisme berasal dari negara konflik. Dia mencontohkan ISIS yang berasal dari Irak dan Suriah.

"Kalau Anda melihat pemimpin tinggi teroris Indonesia merupakan mujahidin dari ISIS, Suriah," ujar JK.



JK juga membahas mengenai negara-negara konflik di dunia kebanyakan merupakan negara dalam bentuk republik. Selanjutnya JK sedikit menyinggung soal tragedi bom Surabaya.

"Kalau Anda lihat bom Surabaya bagaimana anak kecil mengikuti aksi bom bunuh diri. Ideologi saat ini sudah tidak hanya menyangkut generasi senior tapi juga anak kecil," tutur JK. Hingga pukul 13.40 WIB forum masih berlangsung.

JFCC merupakan organisasi non-profit jurnalis internasional di Indonesia. JFCC saat ini memiliki anggota sekitar lebih dari 200 orang yang berasal dari puluhan organisasi media asing. Anggota JFCC tak hanya jurnalis asing, tapi juga mencakup diplomat hingga pengusaha. (rna/dhn)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads