Camat Matraman Achmad Salahudin mengaku tak berada di lokasi ketika kantornya digeruduk kader PDIP. Achmad menyebut kedatangan kader PDIP itu terkait pencopotan spanduk.
"Jadi begini, pada saat tanggal 13 (Juni) itu biasa kita setiap malam tiga pilar, Cipta Kondisi. Kita patroli ke wilayah-wilayah, memastikan spanduk-spanduk yang kurang bagus. Karena kan sesuai Perda Nomor 8 Tahun 2007 harus tertib, sekaligus kita mau persiapan Asian Games dan sebagainya," kata Achmad saat dimintai konfirmasi detikcom, Selasa (26/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah berkoordinasi dengan Panwaslu Jakarta Timur, petugas Satpol PP Kecamatan Matraman kemudian mencopot seluruh spanduk partai yang dinilai berbau kampanye. Achmad memastikan tidak hanya spanduk PDIP yang dicopot.
"Nah, pada hari-H itu biasa kegiatan rutin kita, spanduk-spanduk yang hasil koordinasi dengan Panwas itu, yang arahnya start kampanye. Sementara kondisinya ramai spanduk dan sebagainya. Itu ramai, nggak cuma PDIP, Gerindra, dari Demokrat, banyak dari caleg mau biasalah (nyaleg), itu kita turunin," terang Achmad.
Keesokan harinya, 14 Juni 2018, sejumlah kader PDIP mendatangi kantor Kecamatan Matraman. Mereka memprotes soal pencopotan spanduk yang dinilai tak adil.
"Kemudian dia (kader PDIP) datang, dia minta klarifikasi, kenapa (dicopot)? Kebetulan ada Panwas. Sebenarnya, kalau sudah dijelasin, selesai. Kan memang ada aturan soal itu. Cuma mereka alasannya kok nggak adil. Akhirnya dijelasin sama Panwas," ujar Achmad.
Achmad mengaku tak berada di tempat saat sejumlah kader PDIP datang. Namun laporan yang dia dapat ada belasan kader yang datang lengkap dengan atribut partai.
"Kita kan Lebaran tanggal 15 ya, dia dateng hari Kamis, sekitar jam 14.00 WIB, jam 15.00-an. Ya, tanggal 13 malam (datang). Mereka dateng besok siangnya, 10-15 orang, saya juga nggak pasti. Ya, pakai atribut PDIP, atribut partai," ucap Achmad.
Kader PDIP itu kemudian ditemui oleh Kepala Satpol Kecamatan Matraman Ahmad Baikuni. Baikuni akhirnya yang terkena sasaran kemarahan kader PDIP.
"Bukan, bukan saya (temui), saya ada persiapan apel Ramadan. Yang nemuin Kasatpol Kecamatan, Pak Ahmad Baikuni. Cuma kan saya bilang, sudah, jangan dipanjangin," ujar Achmad.
Setelah berdiskusi dengan petugas Panwaslu, kader PDIP akhirnya menerima pencopotan spanduk itu. Namun pihak PDIP meminta pihak Kecamatan mencopot seluruh spanduk partai yang ada di kawasan Matraman.
"Setelah dijelasin semuanya sama Panwas yang hadir, kemudian ujung-ujungnya, ya, sudah kita sepakat akan turunin semuanya. Akhirnya mereka terima. Terus dari mereka kasih tahu ada beberapa spanduk yang belum diturunin, dari partai lain, ya, kita turunin," tutur Acmad.
Namun Achmad mengaku beberapa hari lalu ada kader PDIP yang menghubunginya. Orang itu menanyakan perekam video kader PDIP saat mencak-mencak di kantornya.
"Sudah kok, sudah clear. Cuma yang dipersoalkan, salah satunya telepon saya. 'Itu siapa yang upload (video)? 'Wah, saya nggak tahu siapa yang upload'," tutur Achmad sambil menirukan pembicaraannya dengan kader PDIP melalui telepon. (zak/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini