Menurut Siti, publikasi ini penting bagi Indonesia. Tidak hanya memuat data terakhir dalam administrasi pemerintahan, namun juga memuat kebijakan yang sifatnya corrective action.
"Kita men-develope harmoni antara swasta dengan masyarakat atau small holders", terang Siti, dalam keterangan tertulis, Selasa (26/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah terus mendorong rakyat menjadi pelaku ekonomi, bukan hanya pemberdayaan, bukan hanya mengubah dari yang tidak kerja menjadi memiliki pekerjaan. Pemerintah ingin membuat rakyat lebih produktif dan mengembangkan pusat-pusat ekonomi domestik yang baru.
Revisi tahap akhir ini akan mengoreksi data-data dan foto-foto pendukung materi tulisan di buku tersebut. Kegiatan tersebut dilakukan bersama Food and Agricultural Organization, dalam workshop yang dilaksanakan di Jakarta.
Buku SOFO ini akan dipresentasikan pada Konferensi Internasional Komite Kehutanan FAO, di Roma, Italia pada Juli 2018.
Sementara itu, koordinator tim penulisan, Dr. Efransjah, menyatakan bahwa buku ini akan dibawa ke dunia Internasional yang artinya membawa martabat bangsa Indonesia.
"Oleh karena itu, buku ini harus menunjukkan bahwa kita benar-benar bekerja", jelas Efransjah.
Menurut Efransjah, buku ini memuat data-data mutakhir, yang menggambarkan pencapaian Indonesia. Buku Indonesia's SOFO ini bukanlah buku statistik kehutanan seperti biasanya, tetapi fokus pada perkembangan 3 tahun terakhir. (idr/idr)











































