Hal itu dikemukakan oleh Kapolres Muna, AKBP Agung Ramos, usai melakukan penyisiran di kebun yang terletak di Desa Persiapan Lawela. Hasil penyisiran, Agung dan timnya menemukan banyak sarang ular.
"Hasil penyisiran daerah tebing, banyak gua-gua, pohon-pohon besar dan semak-semak yang diduga menjadi sarang ular, diduga masih banyak (ular) di sana," ucap Agung Ramos saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (19/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agung mengatakan, sampai saat ini polisi dan warga masih melakukan penyisiran di sekitara kebun. Penyisiran dilakukan untuk memastikan kawasan tersebut aman bagi warga.
"Pihak kepolisian, TNI dan masyarakat akan melakukan penyisiran kembali untuk menghindari ada lagi korban yang dimakan ular," ungkapnya.
Dia mengimbau kepada warga yang ingin berkebun tidak sendirian. Warga juga diminta tidak terlalu dalam masuk ke pelosok perkebunan.
"Diimbau agar masyarakat berhati-hati dan waspada jika berkebun, jangan sendirian, bawa peralatan yang memadai, jangan melintas pada saat hari sudah gelap," ungkapnya.
Peristiwa ular makan manusia itu terjadi ketika Wa Tiba mengecek kebunnya di Desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia, pada Kamis (14/6). Hingga Jumat (15/6) pagi, Wa Tiba tidak kunjung pulang. Warga dan polisi lalu mencarinya dan menemukan ular sanca pada pukul 09.00 Wita.
Saat ditemukan warga, ular sanca itu tak bisa bergerak karena badannya membengkak. Ular itu dibawa warga dan saat badannya dibelah ditemukan jasad Wa Tiba.
Tonton juga 'Ini Lokasi Sarang Ular Sanca yang Makan Wanita di Sultra' selengkapnya di 20Detik
(rvk/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini