"Kita sangat menyesalkan dan menyayangkan apa yang terjadi di Istana Bogor kemarin. Bahwa itu ajang silaturahmi yang harus melepaskan semua identitas politik, itu tidak boleh sebenarnya dibawa-bawa ke ranah silaturahmi seperti itu. Terlebih Pak Jokowi yang membuka undangan kepada khalayak, open house silaturahmi dengan dirinya. Artinya siapa pun boleh datang ke sana mau beda politik, beda pilihan, siapapun boleh bersilaturahmi dengan beliau di sana, artinya semua identitas poltik harus dilepaskan," kata Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean kepada detikcom, Sabtu (16/6/2018).
Ia mengaku juga telah melihat video penyorakan tersebut. Ferdinand menduga yang menyoraki Anies-Sandi adalah kelompok pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang butuh direvolusi mentalnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah, mereka ini sepertinya belum mengadaptasi yang namanya revolusi mental, mental mereka masih perlu direvolusi, karena di ajang silaturahmi tidak boleh itu melhat identias politik. Yang mereka lakukan itu sangat tercela dan tidak baik. Mereka mestinya bisa menahan diri, menghormati acara silaturahmi yang ada keucali acara itu acara politik ya mungkin masih bisa kita terima karena ada perbedaan politik," ucap Ferdinand.
Menurutnya peristiwa itu menunjukkan situasi belum move on. Harusnya para pendukung Ahok move on agar tak dianggap sebagai orang yang frustasi.
"Jadi menurut saya memang ada situasi belum move on ya, kata anak zaman now. Jadi mereka belum bisa melepaskan diri dari kekalahan yang kemarin belum mampu melepaskan diri dari itu. Kita imbau mereka yang masih belum bisa melepaskan diri dari kekalahan di pilkada kemarin move on, jangan sampai nanti dianggap sebagai orang yang frustasi, terima kenyataan," ujarnya.
Sebelumnya, politikus PKS Nasir Djamil menyebut penyorakan terhadap Anies-Sandi saat hadir di Istana Bogor untuk bersilaturahmi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai tanda adanya pendukung Ahok yang belum move on. Tak sepatutnya orang yang hendak bersilaturahmi mendapat sorakan seperti yang dialami Anies.
"Sepertinya masih ada pendukung Ahok yang belum move on dari Pilkada DKI. Seharusnya mereka tetap menghormati Anies dan Sandi yang datang sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI. Apalagi kehadiran mereka berdua ingin bersilaturahmi di hari yang baik ini," kata Nasir kepada detikcom, Jumat (15/6) kemarin.
Polisi Sudah Antisipasi Konflik di Daerah Rawan saat Pilkada, cek video selengkapnya di sini:
(haf/imk)