"Saya kira tidak demikian. Telah tumbuh kesadaran bahwa Gubernur-Wagub yang baru harus diberi kesempatan untuk unjuk kinerja dan berprestasi melebihi pendahulunya," kata Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno kepada detikcom, Sabtu (16/6/2018) malam.
Meski demikian, Hendrawan menduga masih ada pendukung Ahok yang geram karena menganggap ada unsur SARA dalam pilkada DKI. Namun Hendrawan mengatakan pihaknya telah mengambil pelajaran dari peristiwa itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sementara itu, Sekretaris Badan Pelatihan dan Pendidikan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari mengaku tak setuju dengan disorakinya Anies dan Wagub DKI Sandiaga Uno saat datang ke Istana Bogor untuk bersilaturahmi dengan Presiden Joko Widodo saat lebaran kemarin. Ia mengatakan seharusnya para tamu Jokowi saling menghormati satu sama lain.
"Saya nggak setuju juga Anies-Sandi disoraki. Momen silaturahmi kok emosi. Tapi saya yakin ada alasan lain, pilgub udah lewat. Para relawan sudah konsentrasi ke pilpres. Ada kaitan dengan kinerja. Kalau bagus (dibanding Ahok-Djarot) tentu mereka hormat dan sungkan. Tapi tetap Anies-Sandi adalah tamu, Pak Jokowi saja terima dengan hormat, maka seharusnya tamu yang lain juga saling hormat," ucap Eva.
Sebelumnya, politikus PKS Nasir Djamil menyebut penyorakan terhadap Anies sebagai tanda adanya pendukung Ahok yang belum move on. Tak sepatutnya orang yang hendak bersilaturahmi mendapat sorakan seperti yang dialami Anies.
"Sepertinya masih ada pendukung Ahok yang belum move on dari Pilkada DKI. Seharusnya mereka tetap menghormati Anies dan Sandi yang datang sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI. Apalagi kehadiran mereka berdua ingin bersilaturahmi di hari yang baik ini," kata Nasir kepada detikcom, Jumat (15/6) kemarin.
Polisi Sudah Antisipasi Konflik di Daerah Rawan saat Pilkada, cek video selengkapnya di sini:
(haf/haf)