Di masjid Sheikh Sanusi, demikian nama masjid tersebut, kegiatan menghapal Alquran dilaksanakan setiap habis zuhur hingga ashar setiap Jumat dan Sabtu.
Belasan anak rutin hadir mengisi waktu senggang. Salah satunya adalah Amel. Dia adalah penghapal Alquran yang sudah menorehkan prestasi tingkat nasional, sudah 6 kali ia menjadi juara di kompetisi hafizah di negeri ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada beragam metode yang digunakan untuk menghafal Alquran. Pertama, menghapalnya dan melantunkannya bersama-sama. Kedua, mengucapkan ayat Alquran sendirian, sambil dikoreksi apabila ada yang salah.
![]() |
Yang ketiga, menggunakan metode penghapalan khas negeri Magribi. Tak hanya Aljazair, Maroko dan Tunisia menggunakan metode ini. Caranya, para santri setiap harinya harus menulis semua ayat Alquran yang akan dihafalnya di atas lauh atau papan.
Minimal lima ayat ditulis di lauh. Jika mampu, santri bisa menulis hingga 50 ayat. Setelah menulis, santri membacanya berulang kali.
Dengan menulis di atas papan, santri akan lebih teliti untuk menghafal, karena sudah menulis ayat-ayat Alquran dari mushaf.
Kelebihan lain yang didapat adalah kesabaran yang terus dilatih pada jiwa santri ketika menuliskan ayat demi ayat dari Alquran. Semua cara ini sudah dikuasai oleh Amel Bellashen.
Dengan ketekunan, dalam waktu tiga tahun ia sudah dapat menghapal Alquran 30 juz saat usia 12 tahun.
![]() |
"Sebenarnya di masa itu banyak anak seusia saya memilih main. Tapi saya memilih untuk mengatur main dan menghapal Alquran secara seimbang. Tapi saya lebih fokus menghapal Alquran," tutur Amel.
"Setelah salat subuh dan isya saya menghapalkannya. Dan setelah saya milih quran, Allah justru mempermudah semua termasuk dalam hal
belajar di sekolah, saya selalu ada di peringkat pertama," sambungnya.
Saksikan perjalanan Aljazair selengkapnya dalam program Jazirah Islam, Rabu 13 Juni 2018 pukul 15:00 WIB hanya di TRANS 7 (rns/rns)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini