Tepis Nuruzzaman soal SARA, Gerindra: Kami Junjung Kebhinnekaan

Tepis Nuruzzaman soal SARA, Gerindra: Kami Junjung Kebhinnekaan

Gibran Maulana Ibrahim - detikNews
Rabu, 13 Jun 2018 05:23 WIB
Foto: Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade (Aditya Mardiastuti-detikcom)
Jakarta - Kader Partai Gerindra Mohammad Nuruzzaman mengundurkan diri karena merasa Waketum Fadli Zon telah menghina Yahya Cholil Staquf serta menuding Gerindra kerap memakai isu SARA demi kekuasaan. Gerindra menepisnya.

"Mengenai pernyataan beliau yang menyatakan bahwa Gerindra memakai isu SARA, hal itu merupakan pernyataan yang tidak masuk akal," ujar anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade kepada wartawan, Rabu (13/6/2018).

"Bayangkan saja, Partai Gerindra ini adalah partai nasionalis, Pak Prabowo selalu menekankan nilai-nilai kebangsaan, kebhinnekaan, dan semangat perjuangan dalam bingkai NKRI, lalu tiba-tiba Gerindra dituduh memainkan isu SARA?" imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Tepis Nuruzzaman soal SARA, Gerindra: Kami Junjung KebhinnekaanFoto: Mohammad Nuruzzaman (dok. Twitter @noeruzzaman)

Menurut Andre, Nuruzzaman tak aktif di Gerindra sehingga melontarkan pernyataan demikian. Andre lalu mengungkit peran Gerindra melalui sayap partai di bidang agama.

"Beliau tidak mengetahui bahwa Partai Gerindra mempunyai sayap partai di bidang agama dari berbagai agama yang menunjukkan Gerindra adalah partai nasionalis dan menjunjung kebhinnekaan. Kami punya Gemira sebagai sayap Islam, kami punya Kira sebagai sayap Kristen, kami punya Gema Sadhana sebagai sayap Hindu dan Budha," bebernya.


Soal isu SARA, Nuruzzaman mencontohkan rekam jejak Gerindra di Pilgub DKI 2017. Andre lagi-lagi menepisnya.

"Dalam Pilkada DKI, tidak ada sedikipun kami Partai Gerindra memainkan isu SARA," tegas Andre.

(gbr/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads