Balita Al Ghozari Tewas Tercebur Sumur Sedalam 25 Meter

Balita Al Ghozari Tewas Tercebur Sumur Sedalam 25 Meter

Matius Alfons - detikNews
Sabtu, 09 Jun 2018 18:15 WIB
Sumur lokasi balita Al Ghozari tewas karena tercebur. (Matius Alfons/detikcom)
Depok - Wahyudin (35) dan istrinya, Rahma (27), menangis histeris atas kematian buah hatinya, Al Ghozari Arfi. Di usianya yang baru 2 tahun 3 bulan itu, Al harus meninggal dengan cara tragis. Dia tercebur ke sumur.

Tangisan Wahyudin dan Rahma itu mengundang tetangga di Jalan Kampung Cilangkap RT 002 RW 018, Cilangkap, Tapos, Depok, berdatangan. Wahyudin terus memeluk putra pertamanya itu sambil terus menangis.

Sampai saat ini, peristiwa yang terjadi pada Kamis (7/6) pagi itu masih lekat di ingatannya. Wahyudin dan istri hanya bisa pasrah dan ikhlas menerima kenyataan pahit atas kematian anak sulungnya itu.
"Saya dan istri sih sudah ikhlas lahir batin. Kalau anak saya ternyata (meninggal) bukan karena jatuh juga saya ikhlas, saya kalau sedih masih Mas tiap malam kalau ingat-ingat, tapi istri selalu menguatkan, suruh saya berdoa aja, salat," ujar Wahyudin dengan mata menerawang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hati Wahyudin begitu perih setelah mengetahui anaknya meninggal karena tercebur ke dalam sumur sedalam 25 meter. "Yang bikin saya nangis ya, Mas, saya anak jatuh (dari) ketinggian 1 meter saja saya nangis, apalagi jatuh (ke sumur) yang tingginya segitu, ada airnya lagi. Ya Allah... makin-makin sedihnya saya," ujarnya.
Sumur itu hanya punya dinding yang tingginya tak mencapai 50 cmSumur itu hanya punya dinding yang tingginya tak mencapai 50 cm. (Matius Alfons/detikcom)
Pagi itu sekitar pukul 07.00 WIB, Boti (bodong tinggi)--panggilan sayang Wahyudin kepada Al--sudah bangun dan bermain di halaman rumah kontrakan. Pria yang sehari-hari mengamen ini baru saja mengajak jajan Boti dari warung dekat kontrakan.
"Terus balik lagi itu jam 7-an almarhum Al main tuh ke depan kontrakan. Biasa dia main di situ, main sama anak tetangga ini seumuran. Saya sempet liatin, saya ajakin balik juga, tapi dia lagi main, ya namanya anak kecil kan main sama temen biasa di situ, ya saya duduk-duduk depan kontrakan," lanjutnya.

Setelah satu jam, Wahyudin mulai merasa kehilangan Al. Apalagi teman main Al sudah kembali ke rumahnya, sedangkan Al tidak menampakkan batang hidungnya.

"Ya saya ngecek ke tempat terakhir main di depan kontrakan, deket sumur situ halaman depan kontrakan," katanya.
Wahyudin kemudian berkeliling di sekitar kontrakan, tapi Al tidak ditemukan. Para tetangga pun tidak ada yang mengetahui ke mana perginya Al. Cemas semakin merundung, Wahyudin kembali mencari di sekeliling kontrakan.

"Tapi feeling saya kuat banget kalau anak tuh ada di sekitar depan sini, (tetapi) saya nggak (sampai) cek sumur saat itu," ujarnya.

Pencarian pun semakin diperluas. Wahyudin berkeliling kampung dan bertanya kepada warga.

Sumur ini berada tak jauh dari kontrakan WahyudinSumur ini berada tak jauh dari kontrakan Wahyudin. (Matius Alfons/detikcom)
Hingga akhirnya pukul 09.00 WIB, Wahyudin mendapat kabar dari tetangganya bahwa anaknya sudah ditemukan. Wahyudin pun bergegas kembali ke rumah kontrakannya.

Wahyudin berlari kencang ke arah kontrakan. Perasaannya semakin tak menentu ketika mendekati kontrakan. Begitu dia tiba di rumah kontrakan, dia mendapati anaknya sudah pucat lemas. Al ditemukan dari dasar sumur.

Sumur itu berada di depan kontrakan. Sumur hanya ditembok dengan tinggi tidak lebih dari 50 cm.
"Pas ngeliat anak saya diangkat udah saya lemes itu, saya peluk, saya tiup (beri napas buatan), keluar banyak air, tapi masih lemes kayak orang tidur itu, terus saya cek denyutnya udah nggak ada," tuturnya.

Kini, Wahyudin dan istri hanya bisa meratapi kepergian anak pertamanya itu. Wahyudin pun hanya bisa mengenang keceriaan, tangisan, dan manjanya Al kecil.

"Apiknya sama saya, mandi, buang air saya yang cebokin, nggak mau sama emaknya. Kalau kerja ngeliat saya tuh nangis, nggak mau liat saya kerja manggilin 'yahyu..yahyu (ayah Wahyu)'," kenangnya. (mei/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads