"Mereka seperti kehilangan. Saya dan pasien itu seperti keluarga lah. Spesialis ginjal, kita bukan seperti dokter biasa. Mereka ketemu terus sama kita. Saya sangat prihatin, ada 4 pasien saya meninggal. Mau dikatakan sedih ya sedih dan saya tidak bisa hadir di sana," kata Bimanesh usai menyerahkan kumpulan testimoni dari para pasiennya ke hakim dan jaksa di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Kamis (7/6/2018).
Ia sempat menjelaskan isi dari kumpulan testimoni itu. Salah satunya berisi status Facebook seorang pasiennya yang menceritakan kesan soal sosok Bimanesh saat dirinya pertama ditahan, dan selang beberapa hari usai menulis status itu si pasien meninggal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga mengaku sedang mempersiapkan satu pasien untuk cangkok ginjal. Namun karena Bimanesh berada di tahanan, akhirnya si pasien itu tak terurus dan meninggal dunia.
"Saya sedang menyiapkan seorang pasien yang sedang dalam rangka persiapan cangkok ginjal di RSCM. Ketika saya pergi itu karena tak terurus untuk pemeriksaan dan lainnya dia meninggal juga," ujarnya.
"Saya mohon keadilan yang seadilnya dan memberi keadilan bagi masyarakat. Saya bersedia menerima konsekuensi hukum bahwa saya kurang respons. Saya terlalu lugu dan mudah percaya sama orang. Saya mohon pertimbangan pada mereka ini yang menghadap maut. Saat ini mereka dirawat dengan dokter ginjal yang dipinjam dari rumah sakit lain, dan itu terbatas," sambungnya.
Ketua majelis hakim Mahfudin menyatakan prihatin atas kondisi yang diceritakan Bimanesh. Ia menyatakan hukuman tergantung dari tuntutan jaksa.
"Kami juga merasa prihatin dengan kondisi saudara sekarang. Sebenarnya saudara ini aset sudah 38 tahun mendedikasikan untuk bangsa ini. Kita berdoa bersama-sama ya mudah-mudahan penuntut umum ada kebijakanlah dalam tuntutan ini. Jangan sampai maksimal ya. Terdakwa ini sendiri sudah .... Kalau maksimal hakim prihatin juga. Berdoa sama-sama ya," ucap hakim. (dhn/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini