Selain itu, Lyon juga dihuni banyak muslim. Ada 13% muslim di antara 2 juta penduduknya. Saat libur sekolah tiba, anak-anak muslim di Lyon punya agenda istimewa untuk mengisi waktu mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selama 7 hari, anak-anak akan berkemah dan ikut serangkaian kegiatan outdoor yang edukatif. Pramuka muslim biasa dilakukan 2 kali dalam setahun. Tujuannya, agar anak-anak mengenal alam dan semakin mencintai penciptanya. Seperti yang diajarkan dalam Islam.
Alam merupakan rahmat dari Allah SWT, sehingga harus dijaga sebaik-baiknya. Untuk menanamkan semangat toleransi, kegiatan pramuka muslim ini juga seringkali mengundang tim pramuka non muslim. Mereka berbaur satu dengan yang lain dan melakukan kegiatan bersama.
Saat salat zuhur tiba, segala bentuk kegiatan akan dihentikan. Semua anak dan pembina akan melakukan salat berjemaah. Sesi mengaji juga diadakan di sini. Termasuk materi pendalaman agama. Semua dilakukan dengan cara menyenangkan khas anak-anak.
Melalui kartu-kartu bergambar misalnya, doa-doa pendek akan lebih mudah dihafalkan oleh anak-anak. Ada juga sesi bercerita kisah-kisah Nabi yang kebaikannya bisa diamalkan.
"Tujuan dari Pramuka ini, kami ingin memberi tahu ke anak-anak tentang identitas mereka sebagai muslim, tahu agamanya, rasulnya, salat, ngaji, mengapa kita ada di sini, dari mana kita berasal. Karena banyak orangtua tidak punya kapasitas untuk mengajarkan itu," kata salah satu pembimbing Pramuka, Mariam.
![]() |
Didirikan sejak 2012, Pramuka muslim sangat diminati oleh anak-anak. Mereka bisa bermain, sekaligus mendapatkan edukasi tentang Islam yang tidak didapatkan di sekolah.
Aghere sendiri sudah ikut kegiatan Pramuka muslim sejak usia tujuh tahun. Inilah yang membuat Aghere lebih mandiri dibandingkan anak sebayanya.
Aghere Merazig, begitu nama lengkapnya. Gadis 13 tahun ini punya segudang kesibukan selain sekolah dan pramuka. Mulai kelas taekwondo, menari hingga berenang ditekuninya.
Di sela-sela kesibukannya, Aghere tidak pernah absen untuk mengaji. Ia ingin terus mendekatkan diri kepada Allah, agar semua impian yang diinginkannya tercapai.
![]() |
Tahun depan, Aghere punya cita-cita mengikuti jambore Pramuka internasional di Amerika Serikat. Hebatnya, ia mengumpulkan sendiri dana untuk ke sana dengan berjualan gelang manik-manik.
Satu buah gelang, ia jual seharga 2 sampai 4 euro atau sekitar Rp 30-60 ribu. Sampai sekarang, Aghere sudah berhasil mengumpulkan 400 euro. Masih kurang 1600 euro lagi.
Semua yang Aghere lakukan merupakan kemauan dirinya sendiri, tanpa ada paksaan dari orangtua. Semangat yang pantas untuk ditiru ya. Selagi muda, banyak melakukan kegiatan positif dan tidak melupakan Islam dalam setiap aktivitasnya.
Simak cerita perjalanan tim Jazirah Islam di Prancis dalam program Jazirah Islam, Rabu 6 Juni 2018 pukul 15:00 WIB hanya di TRANS 7 (rns/rns)