Seperti diketahui, tong sampah buatan Jerman yang dibeli Pemprov DKI bermerek Weber. Pengadaan tempat sampah tersebut pun ramai dibahas di media sosial.
"Kita kan beli ada prosedurnya, pakai e-Katalog di LKPP. Yang ada di LKPP itu cuma ada dua vendor, di Jerman sama yang satu lagi China. Jadi dalam negeri nggak ada," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa saat dihubungi detikcom, Minggu (3/6).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, dalam situs e-Catalogue Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), terdapat 11 produk untuk kategori tempat sampah. Rinciannya, 3 produk buatan China (Aoto), 4 produk buatan Jerman (Weber), dan 4 lainnya buatan lokal (CV Panjaya).
Mari kita bandingkan untuk kapasitas 660 liter. Dalam situs LKPP, tong sampah merek Aoto dipatok seharga USD 247.07 (Rp 3.444.402,87) dan merek Weber seharga USD 253,62 (Rp 3.535.716,42).
Sementara itu, untuk tempat sampah buatan lokal yang tersedia dalam situs LKPP seharga Rp 26-29 juta. Tetapi tempat sampah yang tersedia untuk bak kontainer.
Harga di toko online
Di toko online, merek buatan lokal, seperti Krisbow, turut menjual tong sampah berkapasitas 660 liter. Tong sampah tersebut dijual seharga Rp 5.888.900/unit dalam situs bukalapak.com. Sedangkan di situs belanja perkakas, monotaro.com, tong sampah tersebut dijual Rp 4.390.000/unit.
Tempat sampah merek Inno, yang diproduksi CV Setya Guna, dijual di situs Tokopedia. Harga per unitnya Rp 3.000.000.
Sedangkan untuk tempat sampah merek Aoto dijual seharga USD 100-150 (Rp 1.394.100-2.091.150) di situs Alibaba. Pemesanan minimal sebanyak 100 unit.
Terkait polemik tong sampah yang dibeli Pemprov DKI, Gubernur Anies Baswedan masih irit bicara. Namun ia berjanji akan memberikan kejutan.
"Ya nanti soal tong sampah saya ceritakan kalau sudah lengkap ya. Nanti siap-siap semua kejutan lagi," kata Anies di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (4/6). (dkp/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini