Amanda menceritakan, kejadian tidak mengenakan itu dialaminya pada Minggu 3 Juni kemarin. Saat itu, dia dan suaminya, Dicky Oscar berangkat dari Bandara Kualanamu, Medan dengan tujuan ke Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali.
"Pesawat saya seharusnya berangkat pukul 13.15 WIB, saya naik kereta ke Kualanamu itu pukul 11.30 WIB. Langsung check in, nah kalau di Kualanamu ini check in itu di Gate D," kata Amanda saat dihubungi detikcom, Senin (4/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Amanda dan penumpang lainnya kemudian menyimpan koper di Gate A. "Nah itu saya harus taruh koper di Gate A, (di situ) ada pemeriksaan koper lagi, baru ditaruh di rel menuju ke bawah. Suami saya ngangkat sendiri (koper) untuk pengecekan, kita angkat ke relnya," katanya.
Amanda tiba di bandara sekitar pukul 12.00 WIB. Saat menunggu, ada pemberitahuan bahwa pesawat delay menjadi pukul 13.30 WIB.
Selanjutnya, pesawat transit selama 30 menit di Bandung, namun para penumpang tidak keluar dari pesawat saat itu. Pesawat baru tiba di Bandara Ngurah Rai pada pukul 20.00 WITa. Saat mengambil bagasi itulah, ia mengetahui kopernya telah dirusak.
"Pas nyampe Bali paling setengah jam langsung keluar kopernya, cuma pas keluar itu dia (koper) kan pakai kode 3 angka, dan kalau mau saya kunci jadi 000, nah pas keluar itu resleting udah di bawah. Kebetulan rel (beltconveyor pengambilan bagasi) Lion Air pas depan baggage claim Lion Air, saya minta tolong diperiksa dan kita buka bareng," sambungnya.
![]() |
Saat koper dibuka, Amanda kaget ketika mengetahui resleting bagian dalam sudah terbuka. Barang-barang yang ada di dalam koper juga sudah berantakan dan tidak pada tempatnya.
"Resleting dalam atas-bawah sudah dibuka semua, tempat taruh dokumen juga dibukain, tas make up juga dikeluarin. Dia buka kotak blush on juga sampai blush on keluar. Foto-foto wedding juga keluar semua, pokoknya acak-acakan semua," katanya.
Amanda dan suami tinggal dan bekerja di Bali. Mereka pergi ke Medan untuk berziarah ke almarhum nenek dari suaminya yang meninggal. Sepulang dari sana, mereka diberi angpao dan 5 koin emas yang merupakan tradisi mereka.
"Kita ada satu amplop angpao isinya koin emas kayak tradsi simbolisasi warisan, ada 5 koin, nah lima koin itu hilang, angpaonya sih enggak," ungkapnya.
Amanda dan suaminya kemudian komplain ke pihak Lion Air di Bandara Ngurah Rai. Mereka kemudian diberikan kompensasi atas kerusakan kunci koper sebesar Rp 200 ribu.
"Saya sih sebenarnya tidak meminta ganti rugi. Saya nggak suka saja koper saya dibuka-buka. Koper saya juga bukan koper murah, untuk benerin koper itu nggak cukup Rp 200 ribu," sambungnya.
Amanda menduga, kopernya dibongkar sejak di Bandara Kualanamu. Sebab, di Bandara Kualanamu, dia ada waktu tunggu selama satu setengah jam.
"Kalau menurut saya sih (pelaku) porter-nya yang di Bandara Kualanamu, karena di Bandung nggak mungkin karena kita nggak turun juga, nah kalau di Medan itu ada jeda satu setengah jam lebih dan di Bandara Ngurah Rai juga cuma setengah jam," paparnya.
(mei/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini