"Pak Gatot menunduk dan arah pandangan ke tangan, kemudian dua tangan memegang tangannya Pak SBY. Itu gestur tanda orang hormat, sungkan kepada orang yang dituakan," tutur Handoko saat berbincang dengan detikcom, Senin (4/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian kalau melihat gesturnya Pak SBY itu juga gestur orang yang dituakan, itu ditandakan oleh tangan kirinya yang menepuk bahu Pak Gatot, kemudian beliau melihat ke arah Gatot sambil senyum," papar Handoko, yang juga ahli deteksi kebohongan.
Pria lulusan Emotional Intelligence Academy, Manchester, ini juga melihat dalam konteks politik momen tersebut. Menurut Handoko, bisa saja dilihat bahwa Gatot menaruh harapan kepada SBY.
"Kalau terkait politik itu bisa bermakna bahwa Pak Gatot ini nunut kepada pilihan SBY, pilihan politik SBY, atau keputusan SBY bisa bermakna seperti itu," kata dia.
SBY merupakan Ketua Umum Partai Demokrat yang juga purnawirawan TNI. Sementara itu, Gatot berniat melenggang ke Pilpres 2019 tapi belum memiliki kendaraan politik.
Baca juga: Gatot Ngarep Tiket Capres dari SBY? |
"Ya arahnya ke situ, sorry bukan nunut, tapi lebih ke arah berharap bahwa seniornya bisa mengakomodasi. Pak Gatot berharap bahwa seniornya bisa mengakomodasi keinginan beliau," kata Handoko.
Di sisi lain, sikap SBY menyiratkan hal berbeda. SBY memang tersenyum, tapi bukan berarti dia serta-merta langsung mengakomodasi Gatot.
"Dengan gaya Pak SBY, gesturnya Pak SBY artinya belum tentu, bisa iya bisa tidak, masih belum tentu," ujar dia.
Senyum SBY dimaknai sebagai sikap seorang senior kepada juniornya. Handoko menyebut sebagai senyum sosial.
Siap jadi capres, Gatot ngaku sudah sowan ke SBY dan Megawati:
(bag/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini