Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, mengaku mengenal Dawam sejak awal di organisasi yang dipimpin presiden ketiga RI BJ Habibie, ICMI (ikatan cendekiawan muslim se-indonesia).
"Saya di antar oleh almarhum Adi Sasono yang juga telah pergi. Mereka adalah sahabat yang baik. Berbeda tapi bersatu," sebut Fahri seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Kamis (31/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka berlima mendirikan PPA, Pusat Pengenbangan Agribisnis untuk membantu UKM. Lima tokoh ini banyak perbedaan, tapi begitu bicara rakyat dan Ummat mereka bersatu. Saya bersyukur sering menonton mereka berdebat terutama di marka PPA di Tebet. Setiap Jumat sore mereka bertemu dan saya diundang untuk mendengar," kata Fahri.
Memang diakui Fahri, terakhir dirinya bertemu dengan Dawam dalam keadaan mulai sakit-sakitan saat takziah wafatnya Hj Tuti Alawiyah di Jatiwaringin.
"Ia tarik tangan saya ke pinggir. Dalam keadaan lemah ia masih menyampaikan banyak mimpi untuk membangun masyarakat. Rakyat ada dalam darahnya," kenang politisi asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu lagi.
Sebagai intelektual yang hidup bersama masyarakat, Dawam tak hanya peduli dengan isu intelektual, beliau menulis tentang filsafat sampai ekonomi Islam, dia juga bekerja dalam organisasi, sejak di prisma tahun 1980 sampai menjadi rektor tahun lalu.
"Selamat jalan Mas Dawam, semoga Allah SWT menempatkan beliau di siaiNya yg mulia. Kami semua akan menyusul ke haribaan-Nya. Tugas kita adalah meneruskan kerja intelektual dan kemasyarakatan yang beliau telah mulai. Amin," ucap Fahri (idr/mpr)