Arif Budimanta: Dawam Rahardjo Pemikir Ekonomi Pancasila Terbaik

Arif Budimanta: Dawam Rahardjo Pemikir Ekonomi Pancasila Terbaik

Rizki Ati Hulwa - detikNews
Kamis, 31 Mei 2018 11:52 WIB
Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEIN), Arif Budimanta/Foto: Ari Saputra
Jakarta - Pertengahan Ramadan ini, Indonesia kehilangan salah satu ekonom terbaiknya di RS Islam Jakarta, sekitar pukul 21.55 WIB, Rabu (30/5/2018). Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEIN), Arif Budimanta menyampaikan rasa kehilangannya terhadap Dawam Rahardjo.

"Kita benar-benar merasa kehilangan. Beliau salah satu pemikir ekonomi terbaik di negeri ini" ujar Arif dalam keterangannya, Kamis (31/5/2018).

Arif yang sempat menjenguk almarhum hingga akhirnya berpulang menuturkan Dawam adalah sosok teladan yang menguasai ilmu ekonomi secara mumpuni. Dawam pun mampu menawarkan gagasan Ekonomi pancasila yang mampu mewarnai khazanah ilmu ekonomi nasional selama lebih dri empat dekade.


Arif menegaskan, baginya Dawam merupakan pemikir Ekonomi Pancasila yang konsisten. Ia pun memiliki gagasan ekonomi yang berbeda dengan gagasan ekonomi konvensional. Hal ini disebabkan aktivitasnya yang tersebar di banyak disiplin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beliau meletakkan dasar epistemologi Ekonomi Pancasila dan sekaligus menantang kita untuk menerapkannya," tegasnya

Arif beranggapan, itulah sebabnya pemikiran ekonomi Dawam sangat dekat dengan permasalahan keseharian dan penuh nilai-nilai etis. Dawam selalu menekankan pentingnya aspek keadilan dan pembelaan terhadap kaum lemah.

"Pemikiran beliau sejalan dengan konstitusi, sesuai dengan Ekonomi Pancasila," ungkap Arif.

Seperti diketahui, Dewam Rahardjo dilahirkan di Kampung Baluwarti, Solo, Jateng pada 20 April 1942. Bahasa Arab dan ajaran Islam, ia pelajari sejak kecil di Madrasah Diniyyah Al-Islam dan di pesantren Krapyak, Yogyakarta.


Pendidikan sekolah menengahnya ia tamatkan di Amerika Serikat. Pada 1969, ia meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada dan sempat menjadi bankir lantas menjadi aktivis dan pemikir. Ia juga pernah memimpin lembaga riset partikel ke, LP3ES dan pernah menjadi Rektor Universitas Islam 45, Bekasi.

Dawam yang juga dikenal sebagai budayawan, sastrawan, bahkan penafsir Al Qur'an ini wafat setelah menderita penyakit yang cukup berat. (ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads