Cerita Anies Harap-harap Cemas Dapat Beasiswa Sekolah di AS

Cerita Anies Harap-harap Cemas Dapat Beasiswa Sekolah di AS

Indra Komara - detikNews
Senin, 28 Mei 2018 12:32 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berbagi cerita soal perjuangannya mengejar beasiswa kuliah master ke Amerika Serikat. Foto: Indra Komara/detikcom
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berbagi cerita soal perjuangannya mengejar beasiswa kuliah master ke Amerika Serikat. Anies mengatakan, mimpinya sekolah di AS didapatnya dengan susah payah.

"Saya cerita beasiswa daftar nama programnya Fullbright, lalu saya rumahnya di Yogya, pendaftaranya di Gunung Sahari sini tempat kantor Fullbright itu di Gedung Balai Pustaka itu ada kantor Fullbright Gedung Balai Pustaka saya ngirim jarak jauh," kata Anies di SMK negeri 1 Jakarta, Jalan Budi Utomo No 7, Jakarta Pusat, Senin (28/5/2018).

Saat mengajukan beasiswa, Anies mengaku menunggu jawaban diterima-tidaknya persetujuan setiap hari. Rasa cemas menghampirinya setiap saat. Ketika surat jawaban itu datang, hasilnya, beasiswa yang diajukan Anies ditolak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setiap tunggu jawaban diterima, tidak diterima, karena seleksinya selesai tahap pertama dan ternyata datanglah (surat), sudah pulang dari kerja saya lihat ada suratnya buka. Ya namanya juga menunggu keputusan pendaftaran beasiswa tentu deg-degan itu. Lihat aplikasi, 'Saudara dinyatakan ditolak'. Masyaallah ditolak, rasanya nilai ya oke, prestasi ada, ditolak," kenang Anies.


Tahu beasiswanya ditolak, Anies kemudian menuju wartel. Anies ingin mengetahui apa alasannya beasiswa yang diajukan ditolak.

"Saya ditolak ya pengen tahu kenapa begitu. Dan beliau (pegawai Fullbright) bilang begini, 'Oh Baik pak Anies, coba minta nomor pendaftarannya'," kata Anies.

Setelah dibantu, Anies dengan cepat menyebutkan nomor pendaftaran, nama lengkap sampai tanggal lahir. Pegawai tersebut kemudian meminta Anies menelepon 10 menit lagi.

Anies pun menunggu selama 10 menit. Karena menentukan nasib, durasi singkat itu dianggapnya sebagai 10 menit terlama yang pernah dirasakannya.

Sudah 10 menit, Anies kembali menelpon kantor Fullbright. Ternyata, beasiswa Anies ditolak karena bidang yang dipilih tidak ada dalam daftar beasiswa yang disediakan Fullbright.


Anies kemudian menanyakan, apakah bidang yang diajukan bisa diubah atau tidak. Akhirnya Anies dibantu dan ditawari bidang yang sesuai dengan kuliahnya di bidang ekonomi.

"'Kalau ekonomi coba ini ada bidang perdagangan internasional. Kalau international trade mau tidak?' Mau pak, boleh pak," kata Anies.

Setelah itu, mimpi Anies kuliah di AS tercapai. Cerita itu disampaikan Anies di hadapan panitia PPDB di SMK Negeri 1, Jakpus.

Dari pengalamannya itu Anies menyampaikan agar panitia PPDB tidak sekadar menjawab pertanyaan orang tua murid yang mengurus pendaftaran sekolah, tapi juga memberi solusi. Sebab menurutnya, solusi itu bisa mengubah jalan hidup seseorang.

"Kebaikan hati orang itu mengubah jalur hidup saya. Tuhan bekerja lewat orang itu. kalau orang itu mengatakan 'Pak Anies pendaftaran sudah selesai, Anda coba lagi tahun depan', hidup saya berubah. Berubah," terangnya.

"Tapi karena dia mau mengerjakan sesuatu yang lebih dari sekadar menjawab pertanyaan. Dia mau menyelesaikan masalah anak ini. anak ini pengen sekolah, dan anak itu pasti ribuan yang kepengen seperti itu," lanjut Anies. (idn/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads