"Yang luar biasa, Pak Amien tidak tergoda. Sepanjang yang saya tahu, bagaimana Pak Amien tidak tergoda oleh kekuasaan," ujar Fahri dalam acara '20 Tahun Refleksi Reformasi' di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/5/2018).
Baca juga: Amien Rais Ungkap 'Untold Story' Reformasi |
Padahal, menurut Fahri, Amien bisa saja dengan mudahnya waktu itu menjadi penguasa pasca-Soeharto lengser. Namun, dia dengan lapang dada menerima BJ Habibie sebagai Presiden RI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak Amien punya pandangan, ini mesinnya harus dijaga. Bahkan beliau bikin konferensi pers setelah Pak Habibie (jadi presiden). 'Pak Habibie, sekarang Anda jadi presiden, sekarang kita bertinju. Saya adalah mitra tinju Anda untuk menjaga amanat reformasi yang diberikan oleh mahasiswa kepada kita,'" cerita Fahri.
Fahri mengatakan harapan Amien untuk menjadi penguasa sebenarnya tidak pernah benar-benar mati. Dia kemudian mengungkit kisah kemenangan Mahathir Mohamad di pemilu Malaysia pada usia 92 tahun.
Menurut Fahri, Amien punya kesempatan yang sama seperti Mahathir. Dia pun membandingkan usia Amien dengan Mahathir. Amien saat ini 'baru' berusia 74 tahun.
"Saya kadang-kadang berpikir setelah Pak Mahathir jadi perdana menteri, kan umur 92 tahun. Saya kira Pak Amien masih kurang 20 tahun lagi," sebutnya.
"Karena yang mengerti desain dari reformasi kita ini, desain dari demokrasi kita ini adalah Pak Amien. Dia pikirkan dari awal sebagai ahli politik, lalu dia lihat kondisi yang terjadi, terjadilah amendemen, beliau yang memimpin MPR pada waktu itu. Mesin demokrasi kita tersedia," tutur Fahri. (tsa/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini