Arakan sahur yang kini menjadi tradisi wisata religi yang telah dilakukan selama turun temurun oleh masyarakat Kuala Tungkal tersebut. Acara ini sebagai bentuk menyambut datangnya bulan suci ramadan dengan menampilkan berbagai aneka ragam musik tradisional angklung dan tabuhan beduk di sepanjang jalan kota di Kabupaten Tanjabbar Jambi.
Baca juga: Jelang Ramadan, DJ Butterfly Belajar Puasa |
Tidak hanya itu, tradisi wisata religi arakan sahur yang dimulai sejak pukul 23.00 WIB hingga pukul 04.00 WIB ini juga dilakukan dengan menampilkan berbagai jenis mobil hias yang diisi dengan berbagai pernak-pernik miniatur dan desain-desain bernuansa religi Islam hingga Alquran raksasa.
Selama sebulan penuh kegiatan arakan sahur ini akan terus dilakukan oleh masyarakat sekitar, sebagai tanda waktu datangnya makan sahur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah tradisi rutin yang akan terus kita jaga, agar tidak hilang begitu saja. Tradisi arakan sahur ini juga merupakan agenda tahunan yang dilakukan guna memeriahkan datangnya bulan suci ramadan untuk membangunkan masyarakat di waktu sahur tiba. Tradisi arakan sahur ini juga telah menjadi tradisi wisata religi di Kota Kuala Tungkal ini," ujar Bupati Tanjung Jabung Barat, Syafrial, Kamis (17/5/2018) subuh.
Ia juga menyebutkan, tradisi arakan sahur yang dulu hanya merupakan tradisi biasa saat waktu sahur, kini telah menjadi agenda utama oleh pemerintah Pemkab Tanjabbar dengan dijadikannya festival perlombaan yang diikuti oleh berbagai kalangan usia mulai dari usia anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia.
"Festival perlombaan arakan sahur ini akan kita lakukan selama 2 kali dalam seminggu selama bulan ramadhan, yang mulainya pada waktu tengah malam hingga waktu sahur tiba. Nantinya, pada ajang perlombaan ini pemenangnya akan kita umumkan ketika malam hari raya Idul Fitri tiba," ungkapnya.
Setiap pemenang lomba, akan mendapatkan piala bergilir Bupati dan uang tunai puluhan juta rupiah, selain itu, ajang festival tahunan yang menjadi wisata religi ini bukan hanya dinanti-nanti oleh masyarakat sekitar, terlebih warga lainnya dimana ribuan masyarakat ikut beramai-ramai menyaksikan para peserta melantukan musik religinya dengan alat tradisional dan juga mobil hias untuk mewarnai keindahan perayaan festival arakan sahur.
"Ini sudah kali ketiganya saya ikut menyaksikan festival perlombaan arakan sahur yang menjadi wisata religi masyarakat Kuala Tungkal ya, saya sangat senang, dimana, peserta juga sangat ramai, lalu bagi saya ini merupakan kegiatan religi yang sangat besar di Jambi dalam menyambut bulan ramadhan,'' ujar Rudi warga Kota Jambi.
Selain itu, bagi dirinya, tradisi arakan sahur yang ada di Kuala Tungkal ini juga sangat berbeda seperti arakan sahur pada umumnya. "Saya rasa tradisi arakan sahur ini menjadi sangat meriah karena dukungan suport oleh pemerintah setempat, hingga tradisi yang saya telah lama ini tetap terjaga di zaman era modernisasi seperti ini,'' terangnya.
Dirinya berharap ke depan kegiatan festival perlombaan arakan sahur ini bisa dicontoh oleh kabupaten lainnya di Jambi sebagai bentuk menyambut datangnya bulan suci ramadan. (asp/asp)