"Percayalah, nggak ada itu hoax," tegas Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto kepada wartawan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (14/5/2018).
Setyo menuturkan proses hukum akan membuktikan serangan teroris yang terjadi adalah murni kejahatan. Setyo mengaku tahu ada pihak-pihak yang berpikir serangan teroris ini hanya rekayasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tudingan serangkaian serangan bom di Surabaya dan Sidoarjo adalah rekayasa pihak pemerintah beredar di media sosial. Tudingan datang salah satunya dari perempuan berinisial FSA, pemilik akun Facebook Fitri Septiani Alhinduan.
"Sekali mendayung 2-3 pulau terlampaui. Sekali ngebom: 1. Nama Islam dibuat tercoreng ; 2. Dana trilyunan anti teror cair; 3. Isu 2019 ganti presiden tenggelam. Sadis lu bong... Rakyat sendiri lu hantam juga. Dosa besar lu..!!!" tulis FSA, sebagaimana dikutip detikcom dari akun Facebook Fitri Septiani Alhinduan, yang menjadi barang bukti polisi.
Perempuan yang diketahui berprofesi sebagai Kepala SMPN 9 Kayong Utara, Kalimantan Barat, ini juga menulis status tragedi Surabaya sebuah drama yang dibuat polisi agar anggaran Densus 88 Antiteror ditambah.
"Bukannya 'terorisnya' sudah dipindahin ke NK (Nusakambangan)? Wah ini pasti program mau minta tambahan dana anti teror lagi nih? Sialan banget sih sampai ngorbankan rakyat sendiri? Drama satu kagak laku, mau bikin drama kedua," tulis FSA juga.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini