Bom Surabaya, Menteri PPPA Kecam Pelibatan Anak dan Perempuan

Bom Surabaya, Menteri PPPA Kecam Pelibatan Anak dan Perempuan

Wi - detikNews
Senin, 14 Mei 2018 12:27 WIB
Foto: Zaenal Effendi/detikcom
Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengecam tindakan terorisme yang dilakukan satu keluarga, melibatkan perempuan serta anak-anak. Dia kesal.

"Jadi sebenarnya pemboman yang terjadi di Surabaya saya pikir membuat masyarakat Indonesia kesal sekali, termasuk saya sebagai menteri mengecam itu khusus terlibatnya perempuan dan anak sebagai pelaku," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise kepada wartawan di Hotel Grand Sahid Jaya, Jl Jenderal Sudirman Kav 86, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (14/5/2018).


"Saya hanya bisa menyarankan kepada semua masyarakat Indonesia melindungi perempuan dan anak. Perempuan-perempuan ini juga saya serukan mengalihkan perhatian ke hal-hal yang tidak terpuji dan coba menggunakan potensinya membuat hal lebih positif terutama melihat kodrat perempuan, yaitu mengurus keluarga, suami dan anak-anak dan melakukan hal-hal produktif demi mengangkat income keluarga dan khusus kepada anak-anak sebagai guru," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yohana mengatakan, terjadinya aksi bom di 3 geraja di Surabaya dan melibatkan perempuan dan anak-anak adalah kesalahan dari keluarga itu sendiri. Menurutnya, orang tua harus memberikan pelajaran yang positif kepada anak-anaknya agar tidak terlibat dalam prilaku yang negatif seperti ikut dalam aksi bom yang terjadi di Surabaya kemarin.


Peran keluarga termasuk orang tua dikatakanya sangat penting. Anak-anak lebih dominan mengikuti prilaku orang tuanya. Untuk itu, Yohana mengatakan, para keluarga atau orang tua maupun guru-guru di sekolah harus memberikan contoh yang positif dalam keluarganya agar anak-anak mereka mengikuti perilaku positif dari orang tuanya.

"Jadi hal-hal yang terjadi ini kalau anak-anak dilibatkan itu sudah melanggar UU Perlindungan Anak Pasal 76 yang mengingatkan kita semua khusus keluarga untuk tidak melibatkan anak-anak dalam perlakukan salah. Hal-hal yang berhubungan dengan hal tidak sepantasnya diikuti anak. Kalau itu sampai anak-anak yang (jadi) korban dan orang tuanya masih hidup pasti akan kena UU Perlindungan Anak itu," ungkapnya.


Selain itu, langkah pihaknya setelah bom di Surabaya, dikatakan Yohana, dirinya tetap akan berkoordinasi dengan Mendikbud untuk mengawasi sekolah-sekolah dan tetap selalu siaga. Ia mengatakan, akan terus melakukan edukasi-edukasi kepada para keluarga-keluarga agar tidak terjadi hal-hal yang serupa.

"Langkah selanjutnya, kami tetap akan melakukan edukasi, sosialisasi ke mana-mana. Perhatian kita nanti larinya lebih banyak pada keluarga-keluarga agar keluarga jadi kunci utama dalam memperhatikan, melindungi anak-anak kita termasuk perempuan," kata Yohana.

"Kita juga kampanye laki-laki untuk melindungi perempuan dan memberikan akses ke perempuan tetap kami lakukan dan kerja sama kami dengan contoh aliansi-aliansi ini (aliansi pengahapusan kekerasan terhadap anak), LSM tetap ditingkatkan termasuk organisasi perempuan akan kami bangkitkan. Kunci utama adalah keluarga. Keluarga kuat pasti negara kuat," ungkapnya.


Polisi selamatkan bocah di lokasi kejadian ledakan Polrestabes, tonton videonya:

[Gambas:Video 20detik]

(gbr/gbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads