Bocah itu sempat dibawa ke Rumah Sakit Syekh Yusuf Gowa, tapi nyawanya tidak terselamatkan lagi. Tubuh balita itu dilaporkan lebam-lebam.
"Kita mendapat informasi ada anak yang meninggal dengan banyak luka lebam di tubuh," kata Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga kepada detikcom, Minggu, 6 Mei lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari hasil autopsi, polisi juga menyebut adanya kekerasan seksual pada balita tersebut. HB disebut polisi memasukkan potongan ranting ke anus anaknya.
"Korban juga mendapatkan kekerasan seksual dengan sebuah potongan ranting, dimasukkan ke dubur korban. Pelaku ada niat menyetubuhi korban," kata Shinto.
Berdasarkan pemeriksaan tim dokter kepolisian, tubuh balita itu penuh luka. HB mengaku memukuli anaknya di bagian kepala dan telinga.
"Bahkan, ketika di rumah, korban yang sedang tidur dan ngompol juga dicubit dan digigit oleh pelaku," kata Shinto.
Saat ini polisi masih mengembangkan perkara tersebut. Selain itu, polisi berkonsultasi dengan tim psikolog terkait kesehatan jiwa HB.
Baca juga: Ayah Sodomi dan Bunuh Anaknya: Saya Menyesal |
"Penyidik akan berkonsultasi dengan tim psikolog RS Bhayangkara Polda Sulsel untuk menganalisis kesehatan psikologi tersangka," ucap Shinto.
HB, yang telah ditetapkan sebagai tersangka, kini mengaku menyesal. HB mengaku tega melakukan perbuatan biadab itu karena sering ditolak istrinya berhubungan badan. Di sisi lain, HB mengatakan sang anak lebih dekat dengan istrinya dibanding dengannya.
"Saya menyesal Pak. Saya sangat menyesal," kata HB sambil terisak di Polres Gowa.
"Istri saya selalu bilang, 'Sebentar, sebentar...,'" sambung HB. (dhn/nvl)