"Di tahun politik ini semua pihak khususnya elite politik hendaknya bisa menahan diri dalam mengekspresikan politiknya termasuk dalam menyampaikan pernyataan agar tidak membuat suasana semakin panas, tegang, dan penuh dengan kecurigaan," kata Waketum MUI Zainut Tauhid kepada wartawan, Sabtu (5/5/2018).
Zainut mengatakan perbedaan pilihan tidak harus diwarnai saling menjelekkan dan memfitnah serta menyebarkan hoax dan ujaran kebencian. Selain tidak memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat, hal-hal negatif tersebut dapat menimbulkan gesekan dan retaknya bangunan kebangsaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melakukan kritik itu tidak haram sepanjang kritik tersebut dapat dipertanggungjawabkan," imbuhnya.
Di sisi lain, Zainut mengatakan pemerintah juga tidak boleh panik dalam menerima kritik karena bisa dijadikan tolok ukur untuk menilai target pencapaian pembangunan. Tugas pemerintah, dia melanjutkan, adalah memberikan penjelasan dan klarifikasi kepada publik dengan jujur dan transparan sehingga tidak ada kesalahpahaman.
"Mari kita membangun budaya berpolitik yang elegan dengan nilai keadaban dan kesopanan. Jangan hanya karena berambisi ingin berkuasa kemudian menghalalkan segala cara," pungkas Zainut. (tor/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini