Mengelola Sampah TPA Cipayung Jadi Gas Metan

Mengelola Sampah TPA Cipayung Jadi Gas Metan

Matius Alfons - detikNews
Sabtu, 05 Mei 2018 02:43 WIB
Foto: Matius Alfons - detikcom
Depok - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung, Depok menampung sekitar 750 ton sampah setiap harinya. Sampah yang menggunung itu berasal dari 11 kecamatan di Kota Depok.

"TPA ini meng-cover seluruh area Depok, jadi sampah dari 11 kecamatan itu berakhir di sini. 2 juta penduduk (Depok) menghasilkan 750 ton sampah (per hari)," kata Kepala UPT TPA Cipayung Dadan Ardian Kurniawan saat ditemui detikcom di TPA Cipayung Jalan Pertanian Cipayung Jaya No 50, Cipayung, Depok, Jumat (4/5/2018).

TPA Cipayung ini sudah berdiri sejak 1984. Dari 11 kecamatan, Sukmajaya dan Cimanggis, yang merupakan kecamatan penduduk terbanyak, disebut yang paling banyak menghasilkan sampah. Setiap hari ada sekitar 100 truk yang bolak-balik mengangkut sampah.

TPA Cipayung hanya menerima sampah residu. Sedangkan sampai organik dan non-organik dibuang ke Unit Pengelolaan Sampah (UPS) dan beberapa bank sampah yang terdapat di Jalan Merdeka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau truk sampah dari pasar isinya sayuran itu langsung ke UPS, nah kalau sampah residu baru ke sini, ditimbang di sini," ungkapnya.

Meski sudah ada pengelolaan, sampah di TPA Cipayung terus menggunung. Upaya pengelolaan secara cepat dengan membakar sampah tidak bisa dilakukan.

"Sebenernya memang cara tercepat adalah dengan dibakar, tapi kita terhalang oleh Kementerian Lingkungan Hidup, regulasinya melarang, jadi kita nggak pernah terapkan itu (membakar sampah-red)," tuturnya.

Untuk mengatasi masalah sampah ini, Pemkot Depok menerapkan residu energi. Sampah-sampah yang menggunung itu diubah menjadi gas metan sehingga memberikan manfaat lebih bagi warga sekitar.

"Sudah ada 2 rumah warga yang kita berikan gas metan dari sampah ini dan sedang berusaha agar warga sekitar semua bisa dapat ini," katanya.

Untuk mengubah sampah menjadi gas metan ini, harus menggunakan peralatan salah satunya instalasi pipa. Instalasi pipa tertanam di dalam tanah terhubung dari timbunan sampah ke rumah-rumah warga.

"Nanti dari sampah itu campuran organik dan residu dan non-organik akan menguap (menjadi) gas," ujar Gani (53), salah satu warga yang mengelola gas metan.

Agar gas tersalurkan dengan baik ke rumah warga, diperlukan adanya alat penyedot atau mereka sebut blower. Alat itu ditempatkan di kantor TPA.

"Nah nanti gasnya masuk ke pipa, tapi harus disedot kan tuh pipa pakai blower yang ada di belakang kantor TPA itu. Nah dari blower itu dilanjutkan gasnya ke kompor yang ada di rumah," tuturnya. (mei/jor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads