"Pak Aqil menelpon Ketua Bawaslu, minta PBB diloloskan. Dan besoknya Alhamdulillah, PBB diloloskan oleh Bawaslu," keta Ketua Umum PBB itu, di arena Mukernas PBB, di Menara Peninsula, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (4/5/2018) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Suatu hari sebelum diambil keputusan, timbul ide, 'Ayo kita sowan ke Ketua Umum PBNU.' Saya bilang Pak Aqil ini ulama yang kasyaf, bisa melihat sesuatu yang tidak nampak. Lalu Kiai Said Aqil ini adalah orang yang makbul doanya," tutur Yusril.
Saat sowan ke Said, Yusril dan rekan-rekan ditanya perihal PBB yang saat itu belum dipastikan lolos menjadi peserta Pemilu 2009. Padahal partai-partai baru banyak yang lolos. Adapun PBB juga bukan partai yang harus disingkiri.
"PBB itu partai moderat, bukan partai radikal. Banyak lho orang-orang NU yang bergabung ke PBB. Malah saya yang menyarankan. PBB ini mesti lolos, harus diloloskan," kata Yusril menirukan kalimat Said saat dia sowan pada waktu lampau.
Maka Said menelpon Bawaslu. Singkat cerita, Bawaslu menggelar sidang ajudikasi terkati gugatan PBB terhadap KPU, 4 Maret 2018 lampau. Bawaslu memutuskan PBB jadi peserta Pemilu 2019.
Kemudian banyak yang tertarik bergabung dengan PBB. PBB sendiri terbuka dengan semua golongan, kecuali golongan penista agama, golongan Partai Komunis Indonesia (PKI), dan golongan Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT). Yusril menyatakan partainya adalah partai Islam namun bukan partai radikal.
"Selamanya PBB Insyaallah akan menjadi partai yang ummatan wasatan (kaum moderat/sentris), tidak ekstrem kanan, tidak ekstrem kiri, tidak barat dan tidak timur, tapi kita Islam," kata Yusril.
(dnu/dnu)