"Teroris generasi ke 3 itu sudah dibuat nih, Islamic States Indonesia, Islamic States Filipina. Saya udah kordinasi dengan Filipina, tiap minggu pasti ada pengadaan pengadaan," kata Ryamizard, saat memberi pengarahan di depan prajurit Korps Marinir di Markas Korps Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (3/5/2018).
Ia mengatakan sebelumnya terorisme generasi pertama merupakan insiden bom di World Trade Center Amerika Serikat (9/11).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain mewaspadai aksi terorisme, Ryamizard juga mengingatkan prajurit marinir mewaspadai adanya pemberontakan. Menurutnya pemberontakan yang dilakukan secara besar pasti didukung oleh pihak yang memiliki kekuatan besar.
"Yang ketiga adalah pemberontakan. Kenapa mereka berontak? ya pastinya ada kekuatan yang besar di belakangnya," sambungnya.
Selain itu ada ancaman lain terutama di daerah perbatasan. Ia menyebut maraknya perdagangan manusia hingga peredaran narkoba menjadi tantangan di wilayah perbatasan.
![]() |
Ia menambahkan serangan siber dan proxy war merupakan tantangan saat ini. Salah satu kunci meredamnya adalah menguatkan Pancasila landasan negara.
"Jadi perang ke depan itu perang adu domba yaitu proxy war, penguatnya gimana, ya 1 Pancasila saja penuhin saja. Itu alat pemersatu kita," tuturnya. (yld/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini