Kabag Umum Ditjen Belmawa Kemenristekdikti, Syahril Chaniago mengatakan belum menemukan praktik joki skripsi semacam itu. Syahril menyebut perguruan tinggilah yang mempunyai kewenangan untuk melakukan penulusuran ada-tidaknya joki skripsi.
"Kalau saya sebenarnya nggak punya kewenangan untuk menjawab itu tapi sebenarnya yang punya kewenangan untuk menjawab itu perguruan tinggi. Kalau kami kebijakan melindungi orang yang kuliah, yang tahu joki atau enggak, perguruan tinggi," kata Syahril saat berbincang, Rabu (2/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syahril mengatakan apabila ada joki skripsi yang ditemukan maka pihak Kemenristekdikti tak segan-segan untuk memberikan sanksi terhadap perguruan tinggi itu. Menurut Syahril, joki skripsi itu menandakan proses pembelajaran di kampus tidak berjalan dengan baik.
"Oh bisa kita tindak kalau itu terjadi di perguruan tinggi. Berarti proses pembelajarannya kan nggak bagus, nggak berjalan," papar dia.
Selain itu, Syahril menjelaskan pihaknya juga terus mendorong penguatan sistem agar tak terjadi kecurangan dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Dia kemudian menyebut salah satu contoh, yaitu maraknya ijazah palsu beberapa tahun lalu dan saat ini sudah bisa ditangani dengan baik.
"Seperti contoh dulu kan marak jual beli ijazah, tapi kalau 2015 ke sini kan nggak mungkin, karena kita sudah pakai sistem. Kan ketahuan mahasiswa dari pertama kali masuk sampai lulus, ketahuan, nilainya tahu, NEM-nya tahu, kalau dia pindah ke mana," sebutnya.
Praktik joki makalah atau skripsi di luar negeri ini dikemas secara modern lewat sebuah startup bernama EduBirdie. Bahkan, perusahaan yang berbasis di Ukraina itu menyewa ratusan channel YouTube.
EduBirdie sendiri merupakan startup yang menyediakan jasa ketik untuk esai. Praktik ini juga dibuat lebih keren dengan adanya situs dan konsumen bisa memilih penulis mana yang disukai.
EduBirdie akan menyuguhkan sederet penulis andalannya. Masing-masing penulis ini punya keunggulan di bidang yang berbeda-beda. Misal penulis dengan nama Serah punya keunggulan di bidang pelajaran bahasa Inggris, Psikologi, Sosiologi, Ilmu Politik, dan Sejarah.
EduBirdie juga merekrut sejumlah YouTuber untuk mendapatkan lebih banyak konsumen. Namun cara ini mendapat pertentangan oleh sejumlah pihak, salah satunya Sam Gyimah, Universities Minister for England.
Menurut pendapat Gyimah, YouTube harus bertanggung jawab terhadap tindakan tersebut. "Ini jelas salah karena itu memungkinkan dan normalisasi kecurangan yang berpotensi pada skala industri," ujarnya seperti dikutip detikINET dari BBC, Rabu (2/5). (knv/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini