Menko Puan Wacanakan Kurikulum Islam Moderat dan Toleran

Menko Puan Wacanakan Kurikulum Islam Moderat dan Toleran

Bahtiar Rifa'i - detikNews
Minggu, 29 Apr 2018 20:56 WIB
Foto: Bachriar Rifaii
Pandeglang - Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani sedang menggagas adanya kurikulum Islam moderat dan toleran. Ia meminta, ormas seperti Matla'ul Anwar memberi masukan penyusunan dan pengembangannya.

Ia mengatakan, usai bertemu dengan Grand Skeikh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmad Mohamed Tayeb dan Grand Mufti Mesir Prof. Dr. Shawki Allam, kurikulum ini perlu mendapatkan masukan mulai dari ormas, tokoh agama, ulama, kemudian juga tokoh pengamat sosial dan sebagainya. Kurikulum ini dibuat untuk menangkal radikalisme dan cita-cita perdamaian antar umat khususnya di Indonesia.

"Islam moderat dan toleran harus dilakukan sejak dini dan anak-anak kita dari TK, SD sampai ke universitas. Ini jadi tanggung jawab kita semua dalam melaksanakan hal (harus) bergotong royong," kata Puan saat berkunjung ke Matla'ul Anwar di Menes, Pandeglang, Banten, Minggu (29/4/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pelaksanaan kurikulum ini juga menurutnya tidak bisa instan. Oleh sebab itu, masukan dari semua pihak akan digodok terlebih dahulu. Kapan tepatnya akan dilaksanakan, Puan sendiri belum memiliki target kapan kurikulum ini akan selesai untuk diterapkan.

"Di Indonesia tentu melalui kurikulumnya akan kita kaji dengan diskusi mendalam terlebih dahulu. Belum ada target, baru satu masukan," ujarnya.

Di tempat yang sama, Mendikbud Muhadjir Effendi mengatakan bahwa Islam di Indonesia sebetulnya adalah Islam moderat yang ia menyebutnya Islam tengahan. Untuk masuk dalam kurikulum sendiri, ini menurutnya masih jadi wacana.

Karena pendidikan agama, ada di bawah kewenangan Kementerian Agama. Bahkan, di sekolah umum pun, guru agama menurutnya ada di bawah kewenangan kementerian tersebut.

"Masih wacana, kita kan sudah lama memposisikan Indonesia ini sudah Islam moderat, Islam tengahan," ujarnya kepada wartawan di tempat yang sama.

(idr/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads