Kendati sudah mahir membaca aksara Arab sejak usia belia, santri dari Rumah Tahfidz Nurul Qolbi Kabupaten Kuningan ini mengaku baru mulai menghafal Alquran sejak 2014. Sebanyak hafalan 30 juz dilahapnya kurang dari 4 tahun, dia menghafal dengan dibantu dengan belajar dari alat pemutar MP3 yang memperdengarkan orang mengaji secara berulang-ulang.
"Sejak umur dari kecil sudah bisa (membaca) Alquran. Tapi baru mulai serius (menghafal) sejak 2014, terus tahun 2017 sudah bisa selesaikan hafalan Alquran di Nurul Qolbi atau di usia 21 tahun. Hafalinnya menggunakan Alquran braille dan audio, diraba huruf timbul di braille dengan dibantu MP3 video, dengerin terus, sebelum tidur setelah tidur," ucap Solahuddin ditemui di Wisuda Daarul Quran 2018, Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (29/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai penyandang tunanetra, menjadi penghafal Alquran tentunya mengalami keterbatasan sendiri. Dia mencontohkan, untuk belajar ilmu tajwid (bunyi dan pelafalan Alquran), dirinya harus mengandalkan orang lain yang sukarela membacakan bunyi bacaan dan disesuaikan dengan tulisan yang ada pada braille. Kesulitan ini pula yang dihadapinya ketika pelajaran di sekolah tak tersedia dalam versi braille.
"Susahnya kadang nyari orang yang mau bantu membacakan. Orang tua saya kan juga jualan dawet cincau keliling, tapi mau mendukung sekali. Alhamdulillah target sehari 1 halaman bisa (dihafal). Supaya mudah, belajar tajwid dan tahsin (memperbaiki bacaan Alquran), baru kemudian saya hafal. Surat favorit saya Maryam," kata Solahuddin yang merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara ini.
Dia menuturkan, jika telah menamatkan SMA di Kuningan, dirinya termotivasi bisa menempuh kuliah agama di salah satu kampus di Timur Tengah. Saat Ramadan tahun lalu, dirinya bahkan sudah mulai dipercaya jadi imam di Masjid Agung Kabupaten Kuningan.
"Motivasi saya bisa berkuliah di Al-Azhar (Mesir). Untuk sekarang mau setelah lulus mau mencoba kuliah di dalam negeri dulu. Banyak hal yang memotivasi saya jadi hafidz, disebutkan di hadits itu hafidz akan mendapatkan syafaat di hari kiamat, kemudian orang tua seorang hafidz juga bakal dimuliakan," tutur Solahuddin.
Baca Juga: Rian D'Masiv dan Sejumlah Artis Ikut Gerakan Sedekah Nasional (idr/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini