"Selain pengaruh dinamika cuaca lokal, giatnya aktivitas cuaca juga didukung oleh aktifnya aliran massa udara basah yang lebih dikenal dengan fenomena skala regional Madden Julian Oscilation (MJO) atau fenomena gelombang atmosfer tropis yang merambat ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik," tutur Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal dalam keterangan tertulis, Kamis (25/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"MJO fase ini memberikan pengaruh dalam meningkatkan suplai uap air yang berkontribusi pada pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat hingga tengah," ujar Herizal.
Dari sisi iklim, MJO bisa meredam suhu panas ketika akan memasuki musim kemarau. Namun MJO tak menyebabkan musim kemarau tertunda.
"MJO diperkirakan aktif hingga awal Mei nanti. Setelah itu kondisi atmosfer akan kembali cenderung kering, musim kemarau diperkirakan dominan di semua tempat di Pulau Jawa," kata Herizal.
Sebelumnya puting beliung menerjang sejumlah wilayah di DIY pada Selasa (24/4). Berdasarkan data yang masuk ke BPBD Bantul hanya ada 108 rumah rusak akibat atapnya beterbangan terkena puting beliung.
Kemudian pada Rabu (25/4), banjir menerjang sejumlah kawasan di Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, dan menyebabkan banyak kerusakan. Hujan deras sejak pukul 12.00 WIB sampai 16.30 WIB menyebabkan Sungai Erang meluap. Luapan air ini melimpas ke pemukiman warga dan jalan jalan di Kecamatan Bumiayu. Akibat banjir ini, sejumlah infrastruktur rusak dan juga pemukiman warga. (bag/tor)