"Beliau (Jokowi) itu kenapa mampu bersaing di dalam ekspor mebeler beliau. Itu karena beliau belajar dari desainer-desainer Eropa. Beliau belajar sendiri. Kemudian beliau beri tahu para tukangnya, setiap detail harus lebih baik dari ini (desain orang Eropa) dan nanti harganya harus lebih murah dari yang diproduksi orang-orang Eropa," kata Muhadjir saat memberikan arahan pada acara pemberian bantuan Program Revitalisasi Pendidikan Kejuruan kepada 219 Sekolah Menengah Kejuruan di Hotel Kartika Chandra, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (25/4/2018).
"Karena itu kenapa beliau sangat getol minta supaya orang asing masuk, itu sebenarnya alasannya itu. Jadi bukan karena ingin membuang tenaga kerja di sini. Bukan," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muhadjir menjelaskan, dengan menarik TKA masuk ke Indonesia, akan lebih mudah untuk belajar dan menyerap ilmu secara langsung. Tujuannya, untuk menciptakan tenaga kerja Indonesia agar lebih hebat dan berdaya saing tinggi.
"Kita serap kesaktiannya, ilmunya. Kemudian kita cari di mana kelemahannya supaya kita lebih unggul dari dia," katanya.
Muhadjir kemudian menceritakan bagaimana Jokowi menyewa TKA untuk bekerja kepadanya. Meski ia harus menggaji mahal, dampak positif yang diberikan jauh lebih banyak dari nilai nominal yang dikeluarkan.
"Itu nanti bukan berarti terus-terusan dia (TKA) di sini, kontrak saja lima tahun, serap ilmunya," kata Muhadjir.
Hal yang sama, kata Muhadjir, pernah diterapkan negara Jepang. Saat itu Jepang, yang belum mengenal teknologi mesin, belajar kepada bangsa Eropa.
"Ketika itu Jepang melakukan perdagangan masih pakai perahu kayu, tiba-tiba datang kapal dari Eropa, terkaget-kaget dia. Ya sudah, mereka disuruh menjadi pekerja di Jepang, dibayar mahal, lalu dalam waktu tidak lama sudah berani nantang Perang Dunia Kedua itu," tukasnya.
(ams/ams)