Pantauan detikcom, Rabu (25/4/2018), ada 5 truk yang tampak terjebak di jalan 'bubur' itu. Selain itu, sejumlah pemotor tampak berjibaku untuk dapat melintasi jalan itu.
"Jalan rusak sudah sejak puluhan tahun lalu. Itu jalan utama menuju Palembang, belum pernah ada perhatian pemerintah, padahal jalan itu menghubungkan 2 kecamatan," ucap seorang warga bernama Andes Dermawan ketika ditemui di lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sering diperbaiki pakai dana swadaya, tapi karena kendaraan yang lewat berat ya hancur lagi. Tidak akan tahan lama. Jadi kalau sudah jalan hancur tak akan ada lagi yang lewat, motor saja sudah susah. Apalagi mobil," ucap Andes.
Sementara itu, Kepala Desa Dayan Murni, Manan Yulianto, mengatakan ada 2 kecamatan yang terdiri dari 2 desa terdampak kerusakan jalan itu. Manan mengklaim jalan yang rusak sampai 14 kilometer.
"Sebenarnya jalan yang sering rusak ada sekitar 14 km, tapi sampai hari ini sudah 10 km lumpuh total dan tidak lagi dapat dilalui. Warga di 37 desa sudah terisolir, termasuk warga saya yang ada di Desa Dayan Murni tidak bisa melintas di sana," kata Manan.
Pada akhirnya, menurut Manan, warga memanfaatkan jalur perairan melewati Sungai Musi. Namun, Manan menyebut ongkos melalui Sungai Musi lebih mahal dibandingkan via darat.
"Pakai speed boat lewat Sungai Musi sih bisa, tapi biaya tidak sesuai lagi. Mahal kalau keluar harus pakai speed, terutama untuk anak-anak yang sekolah dan kalau ada yang sakit itu yang repot," kata Manan.
Dihubungi terpisah, Kasi Pembangunan di Desa Dayan Murni Rokim mengaku telah mengajukan pembangunan pelabuhan untuk mempermudah akses saat jalan rusak parah. Namun, menurutnya, belum ada respons dari pemerintah setempat.
"Akses untuk jalur perairan ada, tapi itu juga tidak ada pelabuhan. Sudah pernah kami ajukan untuk dibangun pelabuhan supaya mempermudah akses kalau jalan rusak. Tapi ya begitu, sampai sekarang tidak ada tanggapan," kata Rokim. (dhn/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini