Ini yang Diminta OSO Saat Bertemu Dubes Rusia

Ini yang Diminta OSO Saat Bertemu Dubes Rusia

Muhammad Idris - detikNews
Selasa, 24 Apr 2018 19:53 WIB
Ini yang Diminta OSO Saat Bertemu Dubes Rusia
Ketua DPD OSO bertemu Dubes Rusia Lyudmila Vorobieva (Foto: Dok. DPD)
Jakarta - Ketua DPD Oesman Sapta Odang (OSO) menerima kunjungan delegasi Duta Besar (Dubes) Federasi Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva di kantornya, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta. Pada kesempatan itu, keduanya membahas hubungan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Rusia, salah satunya di sektor investasi pertambangan.

"Bauksit kita terbesar di dunia. Makanya welcome untuk Rusia. Kita siap membantu bila Rusia mengalami kendala atau masalah," tegas OSO dalam keterangan tertulis, Selasa (24/4/2018).

Dalam pertemuan tersebut, OSO juga menyinggung rencana pembangunan rel KA di Pulau Kalimantan. Dia berharap pembangun rel kereta api di Kalimantan Timur bisa dipercepat. Pasalnya, masih banyak proyek yang dikerjakan oleh Rusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ia juga berterima kasih pemerintah Rusia telah meningkatkan investasi di Indonesia. Sebab, Indonesia memiliki banyak sumber daya yang bisa dikelola.

"Itu terbuka bagi negara-negara lain. Apalagi kita tahu bahwa Rusia saat ini tengah menggalakkan perekonomiannya. Ke depan, kita berharap kerja sama bisa meningkat," ujar senator asal Kalimantan Barat itu.

OSO mengaku menyambut baik kunjungan Dubes Federasi Rusia untuk Indonesia. Apalagi telah terjalin hubungan baik dengan Dubes Federasi Rusia sebelumnya.

"Pastinya hubungan kedua negara akan lebih baik karena banyak memberikan harapan, khususnya di bidang ekonomi. Kami juga menyambut baik kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin berkunjung ke Indonesia untuk investasi," ucapnya.

Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengaku senang berada di Indonesia, terutama keramahtamahan dan persahabatannya. Dia menjelaskan bahwa Rusia saat ini tengah dihadapkan pada hubungan panas dengan Amerika Serikat dan sekutunya, terutama tuduhan serangan senjata kimia di Douma Suriah.


"Kita banyak kesamaan walaupun Indonesia dan Rusia jaraknya sangat jauh. Tindakan ini juga salah karena sejauh ini tidak ada bukti yang menunjukkan adanya serangan senjata kimia di Douma," ujar Lyudmila.

Dengan situasi global itu, lanjutnya, Rusia saat ini mengalami perekonomian yang kurang baik. Untuk itu, pihaknya tengah berupaya meningkatkan kerja sama di Asia, khususnya Indonesia.

"Memang saat ini kami sedang meningkatkan kerja sama dengan negara-negara lain," kata Lyudmila. (idr/nwy)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads