Keluarga Tak Ingin Korban Tewas di Diskotek Exotic Diautopsi

Keluarga Tak Ingin Korban Tewas di Diskotek Exotic Diautopsi

Arief Ikhsanudin - detikNews
Selasa, 17 Apr 2018 17:45 WIB
Suasana di Diskotek Exotic Sawah Besar yang dipotret pada Jumat, 13 April lalu (Foto: Denita Br Matondang/detikcom)
Jakarta - Keluarga menolak jenazah Sudirman (47) yang tewas di diskotek Exotic diautopsi. Polisi pun tidak dapat menyimpulkan dugaan awal Sudirman tewas karena overdosis.

"Atas permintaan, penolakan, dan syarat pernyataan, keluarga tidak berkenan dilakukan autopsi terhadap Sudirman ini," kata Kapolsek Sawah Besar Kompol Mirzal Maulana ketika dihubungi detikcom, Selasa (17/4/2018).

"Sekarang gini, kami nggak bisa menyimpulkan. Karena yang bisa menyimpulkan itu ada di tim dokter dalam autopsi," imbuh Mirzal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pihak keluarga, menurut Mirzal, mengatakan Sudirman memiliki riwayat penyakit jantung. Pihak keluarga pun disebut Mirzal telah mengikhlaskan kepergian Sudirman.

"Mereka sadari kematian hanya kematian biasa. Karena dia juga punya riwayat jantung. Pihak keluarga juga sudah menerimanya," kata Mirzal.

Meski tidak dapat mengetahui penyebab pasti kematian Sudirman, polisi telah mendapatkan visum luar. Menurut polisi, ada luka benturan di kepala.

"Visum luar itu kita dapatkan ada benturan di kepala. Jadi kami lakukan pendalaman mungkin ada penyebab lain," kata Mirzal.


Apakah ada tanda-tanda yang didapatkan pada orang yang mengalami overdosis?

"Nggak ada sih. Korban dalam kondisinya dia tergeletak di bawah lantai. Dalam kondisi tidak sadar dan dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal di sana," kata Mirzal.

Sudirman ditemukan di diskotek Exotic pada Minggu (1/4) pagi dengan dugaan overdosis hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia. Peristiwa itu pun berlanjut dengan penutupan diskotek Exotic oleh Pemprov DKI Jakarta. (aik/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads