"Ada 290 ruang terbuka hijau (RTH) dan tahun ini akan tambah 47 RTH lagi. Jadi 2018 ini, genap pembangunan RTH RPTRA model ini. Sudah cukup jumlahnya. Jadi kalau ada wartawan, janganlah dibanding-bandingkan RPTRA, RTH. Pokoknya semuanya untuk warga. Ruang Terbuka Hijau agar warga bisa berinteraksi," ujar Sandi di RPTRA Pulo Gundul, Johar Baru, Jakarta Pusat, Sabtu (14/4/2018).
"Kita akan upgrade ke depan dengan konsep taman maju bersama. Nah RPTRA tetap RPTRA. Tapi ke depan nanti konsepnya taman maju bersama," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di hadapan warga, Sandi kemudian menjelaskan perbedaan RPTRA dengan konsep Taman Maju Bersama. Sandi menyebut Taman Maju Bersama sebagai RPTRA 5.0.
"RPTRA sudah digulirkan oleh pemerintah-pemerintah sebelumnya. Oleh senior-senior kita. Bang Yos, pak Foke, pak Jokowi, pak Basuki juga pak Djarot. Nah kita sekarang masuk ke RPTRA 5.0. Apa itu RPTRA 5.0 adalah taman maju bersama dan taman pintar. Kita ingin taman maju bersama ini bukan hanya fisik yang dibangun seperti ini. Tapi juga aktivitas dan kemanfaatannya buat lingkungan," papar Sandi.
Sebelumnya, Gubernur Anies Baswedan memunculkan istilah Taman Maju Bersama dan Taman Pintar. Dinas Kehutanan mengatakan Taman Maju Bersama mirip dengan ruang publik terbuka ramah anak (RPTRA).
"Kalau di 2018 kita baru siapkan lahannya ya. Sama kajian-kajian dulu untuk konsepnya seperti apa. Tapi yang jelas hampir mirip dengan RPTRA. Artinya konsepnya semua aktivitas, pemberdayaan masyarakat dihimpun dalam satu taman. Artinya tamannya ini bersama-sama, taman bersama," kata Kepala Dinas Kehutanan DKI Djafar Muchlisin saat dihubungi, Selasa (3/4).
"Kurang lebih sekitar tahun ini ada 12 lokasi, ulasannya sekitar 10 hektare. Masing-masing sekitar 5.000 meter persegi sampai 1 hektare," jelasnya.
Pembangunan Taman Maju Bersama, menurut Djafar, akan dimulai pada Mei 2018. Anggaran pembangunan taman memakan biaya Rp 27 miliar dan masih terus dimatangkan.
(idn/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini