Potongan video prank pocong ini viral dibagikan sejumlah akun di Instagram pada Kamis (12/4) pagi. Di video, tampak sejumlah pelaku yang melakukan prank pocong dengan korban seorang ibu berdaster.
Ibu tersebut sangat terkejut saat melihat 'pocong' di sudut gang. Dia berlari sekuat tenaga sambil menjerit ketakutan. Bukannya menyesal, para pelaku ini tertawa melihat reaksi ibu tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dengan penuh emosional, ibu ini marah saat tahu para pelaku ternyata mengerjainya. Seorang driver ojek online dan seorang bapak warga setempat kemudian datang ke lokasi membela si ibu.
"Untung saya nggak pingsan langsung jatuh. Coba saya masuk rumah sakit, dia mau tanggung jawab nggak? Saya punya penyakit jantung, untung saya nggak jantungan lo, terus terang. Kalau saya mati di sini gimana?" cecar si ibu.
Para pelaku ini kemudian meminta maaf kepada ibu tersebut. Mereka membubarkan diri meninggalkan lokasi.
Pelaku Prank Pocong YouTuber Erlanggs
Foto: Erlanggs beraksi melakukan prank pocong bersama teman-temannya. (YouTube/Erlanggs)
|
Di video utuh itu, Erlangga tampak meminta maaf kepada ibu tersebut. Selain itu, dia mengklaim sudah minta izin kepada ketua RT untuk melakukan prank pocong dan sudah meminta izin kepada para korban prank untuk mengunggah video tersebut di YouTube.
detikcom lalu mencari tahu lebih jauh. Dari sejumlah petunjuk, lokasi prank pocong ini ternyata di Gang H Beden RT 10 RW 02, Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Setelah melakukan pencarian, detikcom akhirnya mendapati ibu korban prank pocong ini. Rumahnya masih di gang yang sama, hanya berjarak sekitar 100 meter. Ibu bernama Lilis (40) ini pun menceritakan kejadian tersebut.
Lilis sangat menyesalkan ulah Erlangga dan teman-temannya karena bikin dirinya trauma. Dia juga mengaku kesehatannya menurun setelah dikerjai, namun sudah agak membaik. Dia hanya merasa dadanya terkadang sesak.
![]() |
Dikatakan Lilis, Erlangga dan teman-temannya saat kejadian memang sudah minta maaf. Namun kesal karena menilai permintaan maaf tersebut tidak tulus.
"Dia bilang 'maaf-maaf' tapi sambil lihat ke HP-nya dia, nggak ngelihat ke saya, ngebelakangin saya. Kayak orang ngeledek semuanya. Nggak ada tata krama, kayak istilahnya, dia nggak punya dosa. Tapi biarin-lah, Allah yang balas," ucapnya.
Menurut Lilis, suaminya pada malam kejadian sempat mencari keberadaan Erlangga, yang mengaku tinggal di Jalan Melati II, tak jauh dari lokasi. Namun suaminya tidak mendapati Erlangga.
Lilis juga membantah klaim Erlangga yang menyebut sudah mendapat persetujuan dari para korban prank untuk mengunggah video itu. Sebaliknya, dia justru malah merasa dipermalukan. Video itu, menurutnya, sudah diedit karena banyak bagian yang hilang, termasuk saat dirinya marah-marah.
"Videonya dipotong, yang bagus diambil, yang jelek dibuang. Makanya, kalau ada orangnya, mau gue getok kepalanya. Bener," ucapnya kesal.
Lilis meminta Erlangga segera datang menemuinya dan meminta maaf secara langsung. Dia juga meminta agar video prank pocong yang diunggah Erlangga segera dihapus. Lilis sempat mengancam akan melaporkan Erlangga dan teman-temannya ke polisi, namun masih dia pertimbangkan.
detikcom juga mengkonfirmasi kasus ini ke Ketua RT 010 RW 02, Niman. Senada dengan Lilis, dia membantah pengakuan Erlangga yang menyebut telah meminta izin membuat prank pocong di wilayahnya. Kalaupun Erlangga meminta izin, dia tidak akan memberikan.
Dia menegaskan prank pocong itu sangat tidak bermanfaat dan seharusnya tidak dilakukan. Prank pocong itu bahkan bisa merugikan jika ada warga yang jadi korban, misalnya meninggal karena penyakit jantung.
Niman mengaku akan mencari tahu keberadaan Erlangga untuk mengkonfirmasi hal ini. Apalagi dia juga kemudian tahu bahwa Polres Metro Jakarta Selatan juga ikut menelusuri kasus prank yang meresahkan warga ini.
"Kita siap bantu (polisi), nanti kita cari tahu namanya dan berapa orang juga," ucapnya.
Erlanggs Minta Maaf dan Menyesal
Erlanggs dan teman-temannya minta maaf terkait prank pocong. (Foto: dok. Ketua RT 10 Niman)
|
Niman menyebut orang tua Erlangga tidak hadir dalam pertemuan itu, sekaligus meralat ucapannya sebelumnya. Menurutnya, Erlangga mengatakan orang tuanya ada di Belanda, sementara dia tinggal di sekitar wilayah tersebut.
![]() |
Erlangga dan teman-temannya dalam pertemuan itu mengaku salah dan minta maaf. Mereka berjanji tak akan mengulang perbuatan yang mengganggu ketenteraman warga. Hal tersebut dituangkan dalam pernyataan tertulis yang ditandatangani di atas meterai.
![]() |
Erlangga dan teman-temannya juga bersedia menerima segala tindakan atau sanksi jika di kemudian hari mereka mengulangi perbuatannya. Jika mereka dipanggil polisi, mereka juga bersedia memenuhi panggilan tanpa melibatkan ketua RT setempat.
Supaya kapok, Erlangga dan teman-temannya juga diberi sanksi membersihkan taman di Jl H Beden.
"Enam orang itu kerja bakti biar dia jera tapi ada manfaatnya," ujar Niman seraya menambahkan Ibu Lilis sebagai korban sudah memaafkan para pelaku.
Prank Pocong Harus Jadi Pelajaran
Prank pocong Erlanggs cs yang bikin ibu-ibu marah. (YouTube/Erlanggs)
|
"Kegiatan video prank dengan kostum pocong-pocongan sebuah kejailan dan kegiatan tersebut di-upload ke YouTube untuk mendapat subscriber dari penonton YouTube," ujarnya.
![]() |
Sosiolog Universitas Indonesia Daisy Indira Yasmin berpendapat senada. Dia menilai tindakan Erlangga dan teman-temannya semata-mata hanya untuk mendongkrak popularitas.
Daisy kemudian mengimbau agar siapa pun, khususnya para generasi milenial, tetap mengedepankan etika saat mencari kesenangan. Terlebih jangan sampai kesenangan yang diciptakan mengganggu kenyamanan orang lain.
"Imbauannya, tetap harus ada etika yang dijaga dalam mencari kesenangan. Jangan sampai kegiatan yang dilakukan mengganggu kenyamanan, kesopanan, dan membahayakan diri sendiri dan orang lain. Karena itu berati kita mengambil hak orang lain," ucap Daisy.
Kapolres Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar sebelumnya menyebut di kasus ini tidak ada unsur pidana. Meski demikian, dia berharap kasus ini tidak terulang. Jika sampai ada korban, ada ancaman pidana yang menanti.
"Jika kemudian ada korban, bisa saja kita pidanakan," ucapnya.