Kala Siswa Harus Berenang Seberangi Sungai untuk Sekolah

Kala Siswa Harus Berenang Seberangi Sungai untuk Sekolah

M Bakrie - detikNews
Selasa, 10 Apr 2018 09:28 WIB
Siswa harus berenang menyeberangi sungai untuk sekolah (bakrie/detikcom)
Maros - Siswa di Maros bertaruh nyawa berenang menyeberangi sungai ke sekolah selama puluhan tahun. Namun hal itu baru diketahui oleh Bupatinya setelah ramai di media massa.

"Ini bentuk kealpaan pemerintah mulai dari Desa hingga Bupatinya. Mereka seolah sengaja membiarkan warganya bertaruh nyawa. Kalau mereka mau, jembatan itu sudah lama pastinya dibangun dan diselesaikan," kata kepala badan investigasi Anti Corruption Coumittee (ACC) Sulsel, Anggareksa, Selasa (10/4/2018).

Pemandangan miris itu terjadi di dusun Damma, Desa Bonto Matinggi, Kecamatan Tompobulu, Maros, Sulawesi Selatan. Mereka tak punya pilihan lain karena akses satu-satunya hanyalah sungai. Jembatan yang dibangun dari tahun 2015 tak kunjung rampung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menurutnya, pemerintah harus mengevaluasi kinerja aparaturnya di lapangan. Jika memang dana desa tidak cukup, maka anggaran kabupaten bisa diperuntukkan.

"Dana desa itu sudah sangat besar. Ini kan jembatan sifatnya urgen, tapi kenapa malah anggaran itu dipakai ke hal yang tidak penting. Kalaupun tidak cukup yah kan ada kabupaten. Kalau nggak, ya pusat. Apa perlu menunggu ada korban jiwa lagi," lanjutnya.

Selain itu, ACC juga meminta penegak hukum untuk memeriksa penggunaan dana desa yang diduga telah disalahgunakan. Pasalnya, pembangunan jembatan itu dinilai tidak transparan dan tak jelas penganggarannya.

Kini sejumlah organisasi mulai melakukan aksi penggalangan dana untuk membangun jembatan itu. Salah satunya, Paskibraka SMAN 1 Maros. Mereka berharap, jembatan yang selama ini diimpikan oleh warga, bisa segera diwujudkan. Walau tak harus menunggu pemerintah membangunnya.

"Kami merasa terpanggil untuk ikut berbuat sesuatu demi adik-adik di sana. Mereka rela bertaruh nyawa demi cita-cita, tapi masa kita diam saja. Kalau kita yakin, jembatan itu akan rampung walau tanpa dana pemerintah," kata Ketua Paskib SMAN 1 Maros, Asry.


Sebelumnya, Bupati Maros, Hatta Rahman mengaku belum tahu kondisi itu. Sementara Kepala Desa, Haerul mengatakan, jembatan sedang dibangun dengan menggunakan dana desa. Tahun 2015 dianggarkan Rp 170 juta, lalu kembali dianggarkan Rp 135 juta di tahun 2017. Tahun 2016 tidak dianggarkan karena masa transisi kepala desa.

Yuk, ikut berdonasi membangun jembatan masa depan bagi anak-anak dusun Damma, Desa Bonto Matinggi, Sulsel. Sehingga mereka tak perlu lagi bertaruh nyawa dengan menyeberangi sungai deras ketika ingin berangkat ke sekolah.


(asp/asp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads