Tragedi ABG Syahril Tewas Dipatuk King Kobra, Peringatan Buat Amar

Tragedi ABG Syahril Tewas Dipatuk King Kobra, Peringatan Buat Amar

Ahmad Toriq - detikNews
Senin, 09 Apr 2018 20:05 WIB
Foto: King Kobra dipelihara mahasiswa (ist.)
Pekanbaru - Muamar Syahida (Amar) hobi memelihara ular king kobra dan derik yang masuk kategori binatang berbahaya. Peringatan buat Amar, ada tragedi ABG Syahril Sultan Natsir (14) yang tewas dipatuk King Kobra peliharaannya.

Senin (11/12/2017) menjadi hari nahas bagi Syahril. Dia dipatuk saat memfoto ular king kobra peliharaannya. Nyawanya pun tak tertolong. Momen saat ia memfoto hingga dipatuk sempat ia unggah di story whatsapp (WA).


Dari screenshot WA Syahril yang diperoleh detikcom, pukul 09.50 WIB, Senin (11/12) silam, terlihat foto ular king kobra dengan kepala tegak dan mulut menganga. "Senyum dikit napa," caption foto story Wa Syahril saat itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya 09.54 WIB, Aril kembali mengunggah foto story WA. Terlihat lengan kirinya yang terlihat bercak darah dan dililit tali sepatu. "Antara hidup dan mati," tulisan di foto itu.

Menurut Ibunda Syahril, Neuis Marpuah, anaknya itu membuat story WA bukan untuk pamer namun untuk meminta tolong. Sebab saat kejadian, di rumahnya tidak ada siapa-siapa. Dia sudah berusaha menghubungi teman-temannya di komunitas reptil yang ia ikuti, namun tidak tersambung.

"Aril (sapaan akrab Syahril, red) bikin WA story, itu bukan show up tapi minta bantuan ke teman-temannya. Karena tak kunjung datang ia sampai (buat status), 'nu ngarasa babaturan anter ka rumah sakit' (yang merasa teman antar ke rumah sakit)," ungkap Neuis saat itu.


Sekitar pukul 11.00 WIB, Aril dibawa ke RS Al Ihsan. Sempat dirawat, sekitar pukul 22.00 WIB, Aril meninggal.

Kisah Aril seharusnya jadi pelajaran bagi Amar, yang memelihara king cobra sepanjang 4 meter. Apalagi terungkap cerita Amar pernah digigit ular peliharaannya, meski bukan king cobra. Amar mengungkap fakta jempol tangan kirinya hampir diamputasi karena tergigit ular.

"Jempol tangan kiri ini pernah digigit ular daun yang saya pelihara," kata Amar dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (9/4/2018).

Menurut Amar, awalnya efek gigitan ular daun membuat jempol tangannya membengkak dan membiru. Karena kondisinya terus memburuk, mahasiswa Universitas Lancang Kuning (Unilak), Pekanbaru, Riau, ini kemudian dibawa berobat ke rumah sakit.

"Akhirnya bekas gigitan ular itu harus dibersihkan. Sel-sel daging di jempol sudah mati akibat digigit. Akhirnya sebagian daging jempol harus dipotong," kata Amar.


Hingga kini, gigitan itu meninggalkan bekas untuk selamanya. Bentuk jempol kirinya tak sama lagi dengan jempol kanan. Sebab, sebagian daging di jempol kirinya sudah dibuang akibat bisa ular.

"Waktu itu kawan-kawan melihat saat jempol digigit ular daun. Langsung ular itu dibunuh oleh kawan-kawan saya," kata Amar.

Ular king kobra dikenal dengan bisa atau racunnya yang sangat mematikan. Bahkan menurut penelitian dari Universitas Michigan, korban manusia bisa berhenti bernapas hanya dalam waktu 30 menit setelah digigit kobra.

Racun ular king kobra disebut neurotoksik yang berbahaya dan menyerang sistem saraf manusia dan sistem peredaran darah serta menghancurkan sel darah merah. Racunnya akan menghalangi komunikasi antar sel saraf yang bisa menyebabkan korban menjadi pusing.

Orang yang terkena gigitan ular ini juga akan mengalami kesulitan bernapas, berbicara, melihat. Otot-otot juga akan melemah beriringan dengan menyebarnya racun di dalam tubuh.

Sekali gigit, seekor ular king kobra dapat menyuntikkan tujuh mililiter racun atau setara dengan 1,5 sendok teh pada korbannya. (tor/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads