Tiga tahun lalu, kondisi kampung cokelat merupakan lahan yang terbilang kritis. Di mana warga setempat menanam, tapi hasilnya tidak maksimal. Kolaka sendiri merupakan kabupaten yang terkenal akan cokelatnya. Kini cerita sudah berubah.
"Kami berupaya untuk membebaskan lahan petani dan bantu untuk sertifikat tanahnya, kami jadikan kawasan ini sebagai galeri kampung cokelat," kata Bachrun kepada detikcom, Senin (9/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luas kawasan kampung cokelat yang terletak di Kelurahan Lalombaa, Kecamatan Kolaka, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) mencapai 500 hektare. Pemerintah sudah memberikan bantuan berupa sertifikat gratis sebanyak 300 hektare. Ia mengatakan, bagi petani cokelat yang sudah memiliki sertifikat, sertifikat tersebut bisa diagunkan dan dijadikan tambahan modal untuk mendukung keberhasilan produksi cokelatnya.
"Sudah meningkat hasilnya saat ini, untuk satu hektare itu petani sudah bisa menghasilkan 1,5 hingga 2 ton biji kering cokelat, sebelum diberikan bantuan terkadang tidak mencapai 1 ton," ujarnya.
![]() |
Selain bantuan berupa sertifikat tanah, pihaknya memberikan bantuan berupa pelatihan kepada para petani untuk bisa mengolah cokelat yang dihasilkan tersebut agar bisa dijual di supermarket.
"Kami sudah lakukan pelatihan kepada petani, sehingga nantinya mereka tidak hanya mengirim biji kering, hanya saja kami masih terkendala pada alatnya saja," tukasnya. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini