"Yang kita curigai juga sudah ada, hanya kita masih terus mencari fakta-fakta," kata Kapolres Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar saat dihubungi detikcom, Minggu (8/4/2018).
Empat saksi sudah diperiksa polisi. Indra meminta waktu selama seminggu untuk mengungkap kasus ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi menduga Pembunuh Hunaidi lebih dari satu orang. Namun, satu pelaku lain itu hanya membantu pelaku utama kabur.
"Itu baru dugaan saja apakah di titik terakhir itu, dia dijemput atau naik motor atau mobil sendiri kita nggak tahu, masih kita dalami," kata Indra, Jumat (6/4).
Indra juga menduga pelaku sudah terbiasa melewati kompleks ini sehingga sudah paham akan situasi. Indra mengatakan rute-rute saat pelaku menelusuri kompleks ini sudah terbaca oleh pihaknya.
"Ya kalau melihat jalannya pada saat kabur dari rumah ya dia jalan kaki dan nampaknya orang ini sudah biasa melewati sini. Memang saat itu kondisinya masih sepi karena sedang salat magrib," imbuh dia.
Hunaedi tewas bersimbah di rumahnya di kompleks TNI AL, Jalan Kayu Manis, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (5/4/2018) sekitar pukul 18.00 WIB. Tak ada barang milik pelaku yang hilang.
Istri Hunaidi, Sopiah (73), mengatakan suaminya itu semula terlihat sedang mengaji di kamar tengah. Tak lama kemudian, ada seseorang yang mengetuk pintu rumah. Hunaidi pun membukakan pintu.
"Tiba-tiba istri korban mendengar suara teriakan. Istri melihat korban sedang dijedotkan di lantai dan korban sudah bercucuran darah," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Stefanus Tamuntuan dalam keterangannya kepada detikcom, Kamis (5/4).
Ada tiga luka tusukan pada tubuh Hunaidi. Sopiah yang melihat langsung kejadian, berteriak histeris dan meminta pertolongan warga. Dia mengatakan sempat melihat pelaku, yang bertubuh gemuk.
"Ciri-cirinya dia (Sopiah) bilang sih pendek agak gemuk. Kan posisi papa tinggi ya," ujar anak Hunaidi, Siti Maisaroh, saat ditemui detikcom di Masjid Imam Bonjol, Pondok Labu, Jakarta Selatan.
(idh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini