Ratna mengaku sempat menelepon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Dia mengatakan teleponnya ke Anies tersambung, hanya saja tak diangkat. Lalu Ratna menelepon staf Anies dan teleponnya diterima.
"(Telepon) Ke nomor Pak Anies. Pak Anies nggak angkat. Lalu saya telepon ke nomor stafnya," kata Ratna saat dihubungi detikcom, Rabu (4/4/2018) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ratna mengatakan staf Anies yang ditelepon bernama John. Namun, Ratna tidak tahu nama panjang pria tersebut.
"John, John. John saja, saya tidak tahu nama lengkapnya," ujar Ratna.
Namun, Ratna tidak mau telepon ke Anies tersebut dihubungkan dengan kembalinya mobil yang sempat diderek Dishub. Menurutnya, petugas Dishub mengembalikan mobil tersebut karena tak dapat menjelaskan aturan dan berbuat kasar kepadanya.
![]() |
Ratna mengatakan saat menelepon staf Anies bernama John, dia menyampaikan soal penderekan yang dialaminya. Ratna tidak terima penderekan karena saat itu dia berada di dalam mobil. Ratna juga menekankan kepada petugas Dishub bahwa di lokasi tersebut tak ada rambu larangan parkir ataupun marka.
Ratna tak merasa melanggar aturan. Lalu dia meminta staf Anies bernama John untuk menyampaikan kepada pihak Dishub untuk mengembalikan mobilnya yang diderek.
"Mereka paksa derek mobil saya. Saya ada di dalam nggak digubris. Saya masih berunding dengan petugas lain diambil begitu saja. Nggak bisa begitu caranya. Itu salah. Dan kalau mereka salah, mereka berkewajiban mengembalikan itu. Dan dikembalikan. Jadi aku yang minta," ungkap Ratna.
Tak lama kemudian, John mengabari Ratna bahwa mobilnya sudah dapat diambil. Ratna mengatakan tak akan mengambil mobil itu kecuali diantar ke rumahnya.
"Pak John bilang 'sudah bisa diambil'. Saya bilang 'sampaikan kepada Dishub, saya tidak akan ambil mobil. Kecuali mereka kembalikan baik-baik'," ujar Ratna.
Peristiwa penderakan ini terjadi pada Selasa (3/4) pagi. Saat itu, Ratna yang berada di Taman Tebet mengaku berencana pulang ke rumah. Namun ternyata mobilnya diderek petugas Dishub.
(jbr/tsa)