Cerita Adik Ahok tentang Sosok Ayah yang Disinggung Yusril

Cerita Adik Ahok tentang Sosok Ayah yang Disinggung Yusril

Bagus Prihantoro Nugroho - detikNews
Selasa, 03 Apr 2018 16:16 WIB
Basuri Tjahaja Purnama (Hasan Alhabshy/detikcom)
Jakarta - Kewarganegaraan ayah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Indra Tjahaja Purnama, dibahas Ketum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra. Adik Ahok, Basuri Tjahaja Purnama, pun bercerita tentang sosok ayahnya.

"(Ayah saya) lahir di kampung, lo. Beliau lahir di kampungnya kampung," ungkap Basuri mengawali perbincangan dengan detikcom, Selasa (3/4/2018).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Basuri tak paham mengapa Yusril sampai membahas soal ayahnya. Padahal ayahnya meninggal pada 1997.

"Kalau soal Babe, dia sudah tenang Di Sana. Jangan diusik-usik, nggak sopan," tutur Basuri.

Mestinya, kata Basuri, hidup bernegara di Indonesia bisa saling menghargai. Basuri berkeberatan mendiang ayahnya dibawa-bawa untuk kepentingan politik semata.

Basuri kemudian bercerita tentang ayahnya semasa hidup. Menurut Basuri, ayahnya tak pernah cerita soal asal-usul leluhurnya yang merupakan Tionghoa.

"Datang saja ke Belitung Timur, tanya apa yang sudah Pak Indra lakukan. Memang Bapak saya ada nama turunan, tapi ada nama Indonesianya," ujar dia.

Ayahnya bernama Indra Tjahaja Purnama dan punya nama lain, yakni Tjoeng Kim Nam. Basuri tak tahu persis sejak kapan ayahnya memakai nama Indra, karena tak pernah diceritakan. Dia lalu terkenang ayahnya yang ikut membantu pembangunan masjid.

[Gambas:Video 20detik]


"Bangun masjid, ayah saya nyuruh bangun fondasinya. Jadi, kalau mesjid itu dibongkar, fondasinya akan tetap ada," kenang Basuri.

Rupanya alasan ayahnya ingin membantu pembangunan fondasi karena setiap bangunan, termasuk masjid, pasti butuh fondasi yang kuat. Selain itu, fondasi akan tetap ada meski masjid berulang kali direnovasi.

"Kalau sudah dibongkar, kan fondasinya tetap ada. Kan orang Islam percaya, kalau kita ikut membangun masjid, pasti akan juga dapat berkah selama masjid itu terus dipakai. Sampai sekarang fondasinya masih ada," kata Basuri.

Terkait soal identitas, kata Basuri, mestinya tak jadi halangan seseorang untuk berbuat baik. "Maka nilailah orang apa yang sudah dilakukan bagi negeri ini, apa yang sudah dilakukan dengan bangsa ini, itu saja," kata dia.

Basuri berkeberatan nama ayahnya dibawa-bawa dalam pidato Yusril. Selain itu, kakaknya sudah menaati hukum dengan menjalani penahanan.

"Saya agak marah, tersinggung saya, Ahok sudah dipenjara kok kenapa dibawa-bawa? Kalau dia (Yusril) mau jadi presiden, nggak usah seperti ini," ungkap dia.

Mantan Bupati Belitung Timur itu lalu mencoba berpikir positif bahwa sebetulnya Yusril ingin mengatakan bahwa Ahok punya potensi jadi calon presiden. Tetapi, kata Basuri, Yusril tak perlu takut terhadap potensi Ahok.

"Kita semua sudah dewasa dan mari fokus bangun bangsa besar kita, bukan hanya capek takut ini takut itu. Ayo kerja, kerja, kerja," ujar dia.

Dia tak ingin pidato Yusril ini kemudian menjadi kegaduhan. Namun dia tetap meminta Yusril memohon maaf kepada orang tuanya.

"Intinya begini, kenapa mesti takut dengan Ahok? Ahok nyapres pun hak warga negara, kalau syaratnya nggak bisa dipenuhi, kan nggak bisa nyapres. Dia (Yusril) bukan KPU, kan gitu. Nah, lalu ayah saya, walaupun sudah meninggal, silakan ke kampung-kampung, tanya bagaimana nama baik ayah saya dengan orang-orang kampung. Coba ke Belitung Timur-lah, tanya, cek. Tanya ke satpam yang tua, kenal nggak sama Pak Kim Nam?" pungkas Basuri.

Sementara itu, diwawancara terpisah, Yusril menjelaskan bahwa inti pidatonya bukan sekadar membahas ayah Ahok. Namun pidatonya tentang pergerakan umat Islam.

"Konteksnya adalah perjuangan politik umat Islam, mengenai seperti apa Indonesia merdeka," kata Yusril. (bag/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads