Pernyataan Yusril itu disampaikan saat berpidato di pembukaan tabligh akbar Kongres Umat Islam di Sumatera Utara, Jumat, 30 Maret 2018.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ahok tidak lahir sebagai orang Indonesia, Bapak Ahok--Tjoeng Kim Nam-- itu Warga Negara Tiongkok dan ketika ada penentuan kewarganegaraan tahun 1962, Tjoeng Kim Nam memilih kewarganegaraan Tiongkok. Ahok lahir tahun '66, otomatis jadi Warga Negara Tiongkok, bisa dilihat itu di catatan sipil," kata Yusril.
Yusril lalu menyatakan Ahok baru jadi WNI sekitar tahun 1980-an. Yusril dan Ahok memang berasal dari daerah yang sama yakni Belitung Timur. Yusril bahkan mengaku, sering berbincang dengan bahasa China dengan Ahok jika bertemu.
"Saya kalau bicara bisa, tapi kalau baca koran (China) tidak bisa," kata dia.
Sebelum menyinggung soal Ahok dan keluarganya, Yusril terlebih dahulu bercerita sejarah kemerdekaan RI. Menurut dia, ada 3 dikotomi orang Indonesia menurut Belanda di masa kolonial; Bangsa Eropa, Timur Asing, dan Inlaander.
Bangsa Eropa, kata Yusril, terdiri dari orang Belanda dan lainnya yang kala itu menjajah Nusantara. Kemudian orang Timur Asing terdiri dari bangsa Tionghoa, Arab, Gujarat, dan lainnya. Lalu Inlaander atau pribumi, menurut Yusril kaum pribumi pun terbagi dua yakni pribumi Islam dan Kristen. Yusril menyebut pribumi Kristen sama derajatnya dengan orang Belanda ketika itu, sehingga kaum yang paling ingin merdeka adalah pribumi Islam.
Rekaman pidato Yusril ini viral di media sosial. Keluarga Ahok lantas menanggapi pernyataan Yusril tersebut.
"Sederhanalah jangan inilah, yang paling penting harus minta maaf sama orang tua saya," kata adik Ahok, Basuri Tjahaja Purnama kepada wartawan.
Basuri lalu bercerita tentang asal-usul ayahnya yang berasal dari kampung Aik Tangga, Belitung Timur. Ayahnya bernama Indra Tjahaja Purnama lahir di kampung tersebut.
"Memang ayah saya punya nama keturunan, Tjoeng Kim Nam, tapi punya nama Indonesia juga," ujar Basuri.
Menurut Basuri, ayahnya hanya menceritakan tentang hidup berbangsa dan bernegara di Indonesia semasa hidupnya. Ayahnya pun pernah membantu pembangunan masjid di kampungnya.
"Ayah saya membantu bangun pondasi masjid. Pintar ayah saya, karena yang namanya pondasi itu tidak akan dibongkar walaupun ada renovasi," ujar dia.
Basuri mengaku marah ketika ayahnya disinggung di pidato Yusril. Dia heran mengapa demi kepentingan politik lalu menyinggung ayahnya yang telah wafat sejak tahun 1997.
"Tapi ya mbok ini kan sudah besar semua, babe saya sudah meninggal tahun '97, orang lagi rayain paskah kok babe diomongin? Menurut saya yang sopanlah kita ini hidup berbangsa harus menghargai," tutur mantan Bupati Belitung Timur itu.
Basuri lalu mencoba berpikir positif, mungkin maksud Yusril bicara begitu bermaksud mengingatkan kalau Ahok sebetulnya berpotensi untuk jadi Presiden RI. Hanya saja ada masalah kewarganegaraan yang mengganjal menurut tafsiran Yusril.
"Intinya kenapa mesti takut dengan Ahok? Kalau Ahok jadi capres memang siapayang mau milih? Saya bingung sebagai adik, kalau takut (Ahok) jadi presiden, adiknya saja sudah jadi presiden, (tapi) saya presiden direktur," kata dia.
Dikonfirmasi terpisah, Yusril menyatakan pidato yang dia sampaikan di pembukaan tabligh akbar Kongres Umat Islam tidak hanya menyinggung mengenai Ahok. Inti yang dia sampaikan adalah soal pergerakan umat Islam di masa kemerdekaan.
"Di situ nyeletuk soak Ahok, saya bilang Ahok tidak bisa jadi Presiden sebab Ahok bapaknya WNA. Saya hanya kasih contoh doang," ujar Yusril.
Tonton juga video agenda ketok palu putusan cerai Ahok-Vero:
(bag/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini