"Beras Indonesia tiba di Gaza," ujar Presiden ACT, Ahyudin, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/3/2018).
Menurut Ahyudin, mengirim beras tidak lebih berat dibanding berbilang tahun bertahan di Gaza. Pihaknya bersyukur, warga di Gaza tulus mendoakan masyarakat Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlihat dalam gambar, Bendera Indonesia dan Bendera Palestina menjadi simbol epik yang terpancang di bagian depan dan belakang tiap-tiap truk beras. Sebuah tulisan besar 'Kapal Kemanusiaan untuk Palestina' juga terpampang jelas.
![]() |
Sebulan Lebih Perjalanan
Setelah dilepas oleh masyarakat Indonesia dari Terminal Petikemas Surabaya, perjalanan Kapal Kemanusiaan Palestina membutuhkan waktu sebulan lebih. Senin (26/3) menjadi hari pertama, iringan-iringan truk Kapal Kemanusiaan Palestina melintasi gerbang Karm Abu Salem, gerbang satu-satunya yang paling memungkinkan untuk membawa masuk barang kebutuhan pokok sampai ke Gaza.
Lewat jalur laut, Kapal Kemanusiaan Palestina melepas sauh terakhirnya di Pelabuhan Ashdod di Israel. Bambang menjelaskan, Pelabuhan Ashdod 'terpaksa' harus digunakan sebagai lintasan, sebab di tempat itu satu-satunya pelabuhan penghubung sebelum beras dari Indonesia dibawa masuk ke Gaza.
Setelah turun dari kapal, aliran perjalanan beras itu dibawa menggunakan iring-iringan truk menuju ke arah pintu gerbang Karm Abu Salem. Lebih lanjut, Bambang memaparkan Insya Allah beras dimasukkan ke Gaza dalam beberapa kali pengiriman.
"Senin (26/3) masuk empat kontainer (100 ton), Selasa (27/3) masuk enam kontainer (150 ton), Rabu (28/3) delapan kontainer (200 ton), sehingga sudah masuk sampai Rabu kemarin, sebanyak 450 ton. Insya Allah total keseluruhan yang bakal segera didistribusikan di Gaza sebanyak 2.000 ton," pungkas Bambang. (nwy/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini