"Sementara dilihat dari visum luarnya tidak ada pemukulan. Jadi sebabnya karena dia minum susu formula kemudian dia tidak sendawa langsung ditidurin, akhirnya cairan masuk ke paru-paru," ujar Kapolres Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar di Mapolda Metro, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (28/3/2018).
"(Susu) dihirup, (kemudian) paru-parunya terendam cairan. Akhirnya nggak bisa bernapas, (jadi timbul lebam) biru," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahwa ternyata memang ceritanya gini, itu anaknya minum susu formula, ternyata kalau anak-anak itu harus di 'eu' (sendawa) dulu, dipukpuk (ditepuk) dulu sampai dia 'eu'. Anak-anak itu gitu kan, sifatnya gitu. Tapi itu nggak, langsung ditidurin. (Sehingga) masuk ke paru-paru, dari analisis dokter," kata Indra.
Setelah itu, bayi Earlyta sulit bernapas karena cairan masuk ke paru-parunya. Beberapa bagian tubuhnya pun membiru.
"Nadi ada cairan di paru-paru sehingga menyebabkan dia tidak bernapas dan menjadi membiru," ucap Indra.
Orang tua korban sempat berusaha menyelamatkan bayi Earlyta. Namun, saat dibawa ke puskesmas terdekat, nyawa bayi itu tak tertolong.
"Mencoba berusaha tapi waktu dibawa ke sana (puskesmas) sudah meninggal," terang dia.
Peristiwa tersebut terjadi pada Senin (26/3) lalu. Bayi juga sempat dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo. Dokter menyatakan tak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh bayi tersebut. (knv/mei)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini