JK Sebut Kesaksian Novanto soal Puan Tak Benar

JK Sebut Kesaksian Novanto soal Puan Tak Benar

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Selasa, 27 Mar 2018 17:59 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla (Foto: Rengga Sancaya/detikcom)
Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK) ikut berkomentar soal 'nyanyian' Setya Novanto dalam persidangan kasus korupsi proyek e-KTP. Nyanyian Novanto itu soal aliran uang e-KTP ke Puan Maharani dan Pramono Anung.

Saat sidang pada Kamis, 22 Maret 2018, Novanto mengaku mendengar dari orang dekatnya, Made Oka Masagung, soal Puan dan Pramono. Namun, Made Oka membantah kesaksian Novanto.


"Ya kemarin sudah ditanggapi, orang Made Oka (mengatakan) bahwa itu tidak benar," ujar JK di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (27/3/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sedangkan Novanto mengatakan yang mengatur Made Oka, Made Oka pun membantah, jadi omongannya (Novanto) itu tidak benar," imbuh JK.

Bantahan Made Oka itu disampaikan pengacaranya, Bambang Hartono, pada Senin (26/3) kemarin. Menurut Bambang, kliennya itu juga mengaku tak pernah melakukan pertemuan di rumah Novanto.

"Kalau menurut klien saya, yang pernyataan Setnov di muka pengadilan minggu yang lalu itu tidak benar dan itu juga sudah dibantah oleh yang bersangkutan," ujar Bambang, Senin (26/3).

Sedangkan, Wakil Ketua KPK Laode M Syarif menilai kesaksian Novanto aneh. Syarif menyebut Novanto hanya menuding pihak lain tanpa mengakui perbuatannya sendiri.


"Perlu dicatat dengan baik, dia menyebut banyak keterlibatan orang lain tapi dia tidak mengakui apa yang dia kerjakan sendiri, ya itu keanehan-keanehan seperti itu," ucap Syarif, hari ini.

Syarif dengan tegas mengatakan Novanto belum menunjukkan sisi kooperatif dalam mendukung pengungkapan kasus megakorupsi tersebut. Meski demikian, Syarif mengatakan pengajuan justice collaborator Novanto tetap dipertimbangkan sesuai aturan. (nvl/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads